#Tetap Jagak Jarak
Palembang, Indo Merdeka- Kepala UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Tuti Murti, SP. M.Si menjelaskan bahwa bagi petani keberadaan Ulat Grayak cukup meresahkan. Oleh karena itu pihaknya terus upaya dan antisipasi yang dilakukan dalam pengamanan pertanaman dari serangan ulat grayak adalah dengan melakukan gerakan pengendalian Ulat grayak secara bersama-sama
“Walaupun di tengah Pandemi Covid-19, Petani dan petugas melaksanakan gerakan pengendalian OPT ulat grayak yang dilaksanakan di Kelurahan Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas,” ungkapnya
Dijelaskan, bahwa Kegiatan dilaksanakan bersama 20 orang Anggota Kelompok Tani Tiang Sadar II dan didampingi oleh POPT PHP Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, UPTD Perlindungan, LPHP serta PPL Kelurahan Srikaton dengan bantuan Bahan pengendali dari Brigade Proteksi Tanaman Unit II Kabupaten Musi Rawas.
“Luas yang terserang Ulat grayak adalah seluas 1 ha dengan populasi 5-8 ekor/rumpun dan intensitas serangan 2-3%, dengan Luas Pengendalian yang dilaksanakan adalah 10 ha,” paparnya
“Pada saat gerakan pengendalian tetap menerapkan Physical distancing (jaga Jarak) sesuai dengan anjuran pemerintah. Petani dan petugas tetap bersemangat dalam melaksanakan gerakan pengendalian OPT dengan harapan dapat mengamankan pertanaman padi sehingga petani tetap dapat tersenyum ditengah wabah covid 19 yang melanda saat ini,” sambungnya.
Tuti Murti juga menjelaskan bahwa ulat Grayak merupakan salah satu hama yang akhir-akhir ini banyak menyerang tanaman padi. Dahulu ulat ini sering disebut sebagai ulat tentara. Serangan terjadi biasanya pada malam hari sedangkan siang harinya larva ulat grayak bersembunyi pada pangkal tanaman, dalam tanah atau di tempat-tempat yang tersembunyi.
“Serangan ulat ini memakan helai-helai daun dimulai dari ujung daun dan tulang daun utama ditinggalkan sehingga tinggal tanaman padi tanpa helai daun. Pada tanaman yang telah membentuk malai, ulat grayak seringkali memotong tangkai malai, bahkan ulat grayak ini juga menyerang padi yang sudah mulai menguning. Batang padi yang mulai menguning itu membusuk dan mati yang akhirnya menyebabkan kegagalan panen. Serangan saat padi menguning atau keluar malai inilah yang sangat merugikan petani,” tuturnya
Ulat grayak mempunyai sifat polyfag (makan semua tanaman) sehingga ulat grayak bukan hanya menyerang tanaman padi, tetapi ulat grayak (Spodoptera litura) malah lebih sering menyerang tanaman cabai, bawang merah, dan kedelai.
“Hama ini dapat menyerang suatu tanaman dengan sangat cepat, bahkan dalam sehari suatu tanaman dapat habis daunnya karena diserang oleh gerombolan ulat grayak. Ulat Grayak menggrogoti bagian daun mulai dari tepi hingga bagian atas atau bawahnya bahkan hingga tersisa epidermisnya saja,” ungkapnya
“Jika daun suatu tanaman rusak, maka tanaman tidak dapat fotosintesis dan tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman tersebut,” pungkasnya (yfr)