OKU, Indo Merdeka –  Imbas dari meluapnya sungai ogan pada jum’at (12/6) kemarin membuat Petani jeruk di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) terpaksa harus “gigit jari”, pasalnya hampir seluruh kebun para petani jeruk di OKU porak poranda akibat di terjang banjir.

“Gagal panen pak, semuanya habis,”. Kata Eko Sarko petani jeruk di Desa Penyandingan Kecamatan Sosoh Buay Rayap, OKU saat dibincangi portal ini, Sabtu (13/6).

Dikatakan Eko, gagal panen tahun ini merupakan pukulan berat baginya sebab penghasilan Ia dan keluarganya sangat tergantung dari panen jeruk yang telah ia rawat selama ini. “Seluruh perlengkapan untuk merawat tanaman jeruk hanyut, Alat Semprot, Pupuk hanyut untung pondok tempat saya beristirahat tidak ikut hanyut hanya saja rusak meski tidak terlalu berat,” lirihnya.

Ditutrukannya perjuangan dirinya untuk merawat dua hektar kebun jeruk miliknya bukanlah hal yang mudah, Setiap hari ia harus berjalan satu jam dan berenang menyeberangi sungai untuk dapat sampai ke kebun jeruk miliknya. “Semestinya awal juni ini panen, tapi mau bagaimana lagi semua habis,” ungkapnya.

Menurutnya dua hektar kebun jeruk miliknya dapat meghasilkan sekitar 5 ton buah yang dijual kepedagang di Pasar. Akibat gagal panen ini menurut Eko dirinya terpaksa harus menelan kerugian sekitar Rp 40 juta rupiah. “harapan kami sebagai petani jeruk ini ada perhatian dari pemerintah. Penghasilan kami hanya dari berkebun apa lagi dimusim corona ini,” harapnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Med Sabril alias Cek Yen salah seorang keluarga petani jeruk Fairda di Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang OKU. Kebun jeruk dan Buah naga seluas 20 hektar yang terletak di seberang sungai desa Lubuk Batang hancur diterjang banjir tanpa sisa.

Akibatnya keluarganya terpaksa harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah. “Semua habis tanpa sisa, bahkan kami harus menaggung kerugian ratusan juta rupiah,” Tandasnya (AND)

Bagikan: