Jakarta, Indo Merdeka – Kemajuan wisata alam Raja Ampat yang jadi tujuan wisata dunia yang baru, karena alam bawah dan diatas laut, utamanya snorkeling, jangan dirusak karena gagal fokus dijadikan wilayah eksploitasi pertambangan.

“Dengan keindahan alam yang dimiliki, Raja Ampat yang menjadi salah satu destinasi banyak wisatawan nusantara bahkan mancanegara diharap tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokal Raja Ampat agar tetap terjaga,” kata Ketua DPD RI Lanyala Mataliti saat ramah tamah bersama Bupati Raja Ampat, H. Abdul Faris Umlati, minggu (31/1/2021) malam.

Menurutnya, tempat menyelamnya tidak hanya kehidupan bawah laut, namun lankskap di atas laut dan daratan Raja Ampat juga baik seperti sebuah surga dunia.

“Oleh sebab itu, saya berharap kearifan lokal dan kebudayaan yang beragam di Raja Ampat harus tetap dijaga dan dipelihara. Kegiatan seni tari dan musik, juga cara hidup masyarakatnya harus tetap dilestarikan. Bahkan, bisa dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,” katanya.

Tidak hanya menjaga alam dan budaya. Kearifan lokal untuk menjaga hubungan antar manusia juga perlu dijaga, jelasnya.

“Masyarakat yang sudah hidup berdampingan sebagai persaudaraan sejati di Raja Ampat, harus tetap dirawat dan dijaga. Beberapa daerah yang pernah mengalami gejolak atau kerusuhan, tidak ada yang untung, semuanya mengalami kerugian,” ujarnya.

DPD RI juga mengingatkan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk tidak membiarkan kegiatan pertambangan yang dipusatkan di Pulau Salawati untuk batubara, Waigeo dan Gag untuk nikel, serta Batanta dan Misool untuk emas dan bahan baku semen.

“Lebih baik Pemerintah Kabupaten Raja Ampat fokus di kegiatan pariwisata dan perikanan, bukan pertambangan. Apalagi pamor Raja Ampat ini semakin terangkat berkat Sail Raja Ampat tahun 2014. Tetapi kerusakan mulai mengancam Raja Ampat seperti di Pulau Arborek sebagai destinasi wisata eksotis yang paling sering untuk snorkeling. Hal ini yang harus jadi perhatian,” katanya.

Di Piaynemo, perhatian harus segera diberikan. Karena dibutuhkan perlindungan untuk biota besar ikan Pari Manta. Lanyala juga minta sailing ship kapal wisata saar melempar jangkar dan berlabuh diatur dan diawasi.

“Kepariwisataan yang diselenggarakan harus menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah sebagai satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan,” ujarnya.

Lanyala juga menegaskan jika DPD mendukung penyelesaian masalah yang komprehensif agar tidak menghambat percepatan pembangunan kesejahteraan terkait tata kelola, pemanfaatan, dan penyaluran dana otonomi khusus.

“Dukungan DPD sebagai wakil daerah berbentuk mengawal kepentingan daerah agar mendapat perhatian pemerintah pusat, jelasnya.

Sementara itu, Bupati Raja Ampat, H. Abdul Faris Umlati bangga atas kedatangan rombongan DPD.

“Kunjungan ini merupakan suatu kehormatan. Saya rasa, jangan kali ini saja datang ke sini, harus datang lagi. Karena, untuk menikmati objek wisata di daerah sini butuh waktu setidaknya lima hari. Yang dikenal sebagai surga kecil yang jatuh di atas tanah ini,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan aspirasi Daerah Otonom Baru terkait pemekaran rencana kabupaten baru, yaitu Raja Ampat Selatan dan Raja Ampat Utara.

“Jadi, pada kesempatan ini Raja Ampat akan ada pemekaran wilayah baru. Saya yakin pemekaran ini tidak akan lama lagi,”ujar Bupati.(oce)

Bagikan: