Jakarta, Indo Merdeka – Pemerintah Arab Saudi mengizinkan umat Islam melakukan ibadah umrah di tanah suci mulai 1 Muharram 1443 Hijriah atau pada 10 Agustus 2021.

Namun, hanya umat Islam dari negara tertentu saja yang bisa terbang langsung ke Mekkah. Sementara, umat Islam dari Indonesia dan beberapa negara lainnya, yang mengalami lonjakan kasus covid-19, masih menunggu keputusan.

Untuk memenuhi persyaratan, Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Khoirizi menyebut sedang menyusun skema soal vaksinasi dan booster bagi calon jemaah umrah.

Salah satu ketentuan yang disyaratkan Pemerintah Arab Saudi, yaitu jemaah yang disuntik dengan vaksin buatan China harus sudah mendapatkan suntikan booster dari vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca, atau Johnson & Johnson.

Selain itu, jumlah jemaah umrah tahun ini dibatasi hanya 20 ribu orang saja. Menurut Juru Bicara Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Hisham Saeed jumlah jemaah akan ditingkatkan dalam periode selanjutnya bergantung perkembangan situasi.

Di tengah ketidakpastian tersebut, bagi Anda yang ingin menunaikan ibadah umrah tahun ini, berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menyiapkan dana umrah:

1. Biaya Tambahan

Perencana keuangan OneShildt Rahma Mieta Mulia mengungkapkan anggaran untuk umrah membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perlu perencanaan investasi yang matang dari jauh-jauh hari.

Jika ingin merencanakan sekarang, maka perlu ditetapkan kapan rencana berangkat, berapa dana yang dibutuhkan, sehingga bisa ditentukan nantinya berapa investasi yang perlu dilakukan setiap bulannya.

Khusus untuk tahun ini, bila Pemerintah Saudi mengizinkan umrah untuk WNI, perlu dicatat bahwa dana yang disiapkan bakal membengkak akibat kewajiban karantina di negara ketiga selama dua pekan. Belum lagi, biaya tes kesehatan.

Dana ekstra ini harus menjadi pertimbangan. Menurut Pengusaha Tavel Haji dan Umrah H. Muharom Ahmad, biaya bisa membengkak hingga dua kali lipat. Saat normal biaya umrah dipatok Rp25 juta, maka perkiraan saat ini biaya bisa menjadi Rp50 juta per orang.

Untuk mereka yang sudah menabung dari jauh-jauh hari dan tidak memperkirakan akan terjadi lonjakan biaya, Rahma tak menyarankan untuk menutupi kekurangan dari utang.

“Syarat umrah adalah mampu, salah satunya mampu dalam hal finansial. Saat kita berutang, maka sebenarnya kita belum mampu secara finansial, maka sebaiknya ditunda,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (6/8).

2. Kemampuan Finansial

Di tengah PPKM seperti ini, Rahma menyebut sebaiknya Anda memastikan kelancaran arus kas (cashflow), bila dana umrah masih utuh seperti yang direncanakan sebelumnya.

Dalam mengecek cashflow, Anda perlu memastikan dana darurat masih aman, cicilan utang masih terbayar, asuransi terpenuhi, dan kewajiban lain dapat dilunasi.

Rahma tak melarang Anda untuk menggunakan dana lebih untuk mengambil paket umrah plus. Namun, ia menyarankan agar dana dimasukkan ke instrumen keuangan produktif seperti investasi.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menyebut bila arus kas Anda pas-pasan, lebih baik tidak usah terburu-buru mengambil keputusan dan membayar paket umrah sekaligus.

Mengingat aturan dari Pemerintah Saudi bisa saja dilonggarkan ketika pandemi di Indonesia mulai terkendali, bisa saja Anda berhemat bila memutuskan berangkat di kloter selanjutnya.

3. Dana Menganggur

Dalam hal memiliki dana menganggur yang tidak terpakai selama PPKM, seperti ongkos transportasi, liburan, dan lainnya, Rahma menyebut dana bisa dipakai untuk menambah biaya umrah atau investasi dengan tujuan umrah.

Jangan hambur-hamburkan dana yang tidak terpakai saat ini. Bisa jadi, untuk yang punya dana umrah pas-pasan, dana menganggur bisa menjadi uang tambahan untuk ibadah tahun ini.

Ia menilai tak masalah bila Anda ingin segera menggunakan dana tak terpakai untuk dicicil ke agen perjalanan agar tidak terpakai. Namun, konsekuensinya dana tidak bertambah seperti bila diinvestasikan dan juga perlu dipastikan masalah keamanan menitipkan dana puluhan juta ke pihak ketiga.

4. Tentukan Prioritas

Andy mengatakan sebelum memutuskan untuk berangkat umrah tahun ini, sebaiknya Anda identifikasi dulu prioritas dalam jangka pendek hingga menengah.

Bagi mereka yang rindu dengan Tanah Suci, mampu, dan tak masalah membayar mahal, ia menilai tak ada alasan untuk tidak berangkat di tahun ini. Kewajiban karantina, kata dia, juga bisa dilihat sebagai kesempatan untuk berkunjung ke negara tetangga Saudi yang belum pernah didatangi.

Namun, jika kewajiban di rumah masih menumpuk dan kas tidak berlebih, ia menyarankan untuk memegang cash dulu untuk sementara waktu.

Memang, sulit dalam mengkontrol finansial untuk hal emosional, seperti beribadah. Tapi, jika masih seret, ada baiknya Anda menunda umrah. Bisa jadi ibadah di tahun berikutnya dapat dijalani dengan lebih khidmat.

Sumber Berita : CNN Indonesia

Bagikan: