Jakarta, Indo Merdeka – Presiden Joko Widodo memaparkan sejumlah strategi Indonesia di sektor energi untuk menekan laju perubahan iklim. Jokowi menyampaikan hal itu dalam pertemuan Major Economies Forum on Energy and Climate 2021 yang digelar secara virtual. Konferensi ini diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan diikuti oleh 10 negara di dunia.

Jokowi menyatakan Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi dalam menghadapi situasi darurat perubahan iklim. Jokowi menyebut pemerintah sudah mencanangkan transformasi energi baru dan terbarukan serta percepatan energi ekonomi berbasis teknologi hijau.

“Untuk mewujudkan transformasi ini, kami telah menyusun strategi peralihan pembangkit listrik dari batu bara ke energi baru terbarukan, mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan yang didukung pelaksanaan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan biofuels, dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik,” kata Jokowi dalam pidatonya melalui konferensi video di hadapan pemimpin-pemimpin negara di dunia.

Jokowi juga menyebut Indonesia sudah menargetkan Net Zero atau netral karbon pada tahun 2060. Kawasan percontohan untuk mencapai target tersebut kini sedang kembangkan, salah satunya adalah pembangunan Green Industrial Park seluas 20 ribu hektar di Kalimantan Utara, terbesar di dunia.

Untuk mencapai transisi energi tersebut, Jokowi mengaku membutuhkan biaya dan teknologi. Dia pun mengajak negara lain untuk bekerja sama maupun berinvestasi di Indonesia.

“Kami membuka peluang kerja sama dan investasi bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, kendaraan listrik, teknologi carbon, capture, and storage, energi hidrogen, kawasan industri hijau, dan pasar karbon Indonesia,” tutur Jokowi.

Presiden Jokowi merupakan satu dari 10 kepala negara uang mengikuti konferensi yang membahas energi dan perubahan iklim tersebut. Konferensi ini juga diikuti oleh Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Eropa, dan Presiden Komisi Eropa.

“Presiden Amerika Joe Biden, telah mengundang sejumlah negara-negara utama untuk hadir pada pertemuan ini dan pada kesempatan malam ini Bapak Presiden adalah salah satu dari hanya 10 kepala pemerintahan lainnya yang hadir dan berbicara dalam pertemuan melalui virtual setting,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, seusai mendampingi Presiden dalam acara tersebut.

Mahendra menjelaskan pertemuan ini bertujuan untuk melakukan langkah-langkah yang dapat mencegah perubahan iklim, termasuk memastikan perubahan suhu dunia tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius.

Sumber : CNN Indonesia

Bagikan: