Jakarta, Indo Merdeka –  Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.382 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (10/12). Mata uang Garuda ini melemah 15 poin atau 0,11 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.366 per dolar AS.

Sementara, mata uang di Asia bergerak bervariasi. Tercatat, baht Thailand menguat 0,1 persen, ringgit Malaysia melemah 0,15 persen, won Korea Selatan melemah 0,24 persen, peso Filipina melemah 0,09 persen, dan dolar Singapura menguat 0,01 persen.

Lalu, yen Jepang menguat 0,1 persen, yuan China menguat 0,01 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara menguat terhadap dolar AS. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,09 persen, franc Swiss menguat 0,01 persen, euro Eropa menguat 0,02 persen, dan poundsterling Inggris menguat 0,05 persen. Namun, dolar Australia melemah 0,01 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah semakin lesu hari ini. Pelaku pasar mewaspadai percepatan kebijakan tapering oleh The Fed.

Jika The Fed melakukan tapering, otomatis dolar AS akan menguat. Alhasil, rupiah dan mata uang lainnya akan melemah.

“Dengan beralihnya sentimen pasar ke wacana percepatan tapering AS, nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini,” ungkap Ariston.

Malam ini, kata Ariston, pasar akan memperhatikan rilis data inflasi konsumen AS periode November 2021. Data ini akan menjadi pertimbangan The Fed dalam melakukan tapering.

“Inflasi yang tinggi mendukung kebijakan pengetatan moneter (tapering),” jelas Ariston.

Dengan sentimen tersebut, Ariston memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp14.320 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS hari ini.

Sumber : CNN Indonesia

Bagikan: