Jakarta, Indo Merdeka – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.381 per dolar AS pada Kamis (27/1) pagi ini. Mata uang Garuda turun 28 poin atau minus 0,20 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.353 per dolar AS.

Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat pagi ini. Tercatat, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dolar Singapura minus 0,26 persen, won Korea Selatan minus 0,42persen, peso Filipina yang minus 0,20 persen, rupee India minus 0,28 persen, ringgit Malaysia minus 0,32 persen, dan baht Thailand minus 0,15 persen.

Sisanya, yen Jepang naik 0,03 persen dan yuan China naik 0,08 persen. Di sisi lain, mata uang di negara maju serempak memerah pagi ini. Terpantau, franc Swiss minus 0,08 persen, dolar Kanada minus 0,17 persen, dolar Australia minus 0,44 persen, poundsterling Inggris minus 0,12 persen, dan euro Eropa minus 0,08 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksi nilai tukar rupiah berpotensi melemah di rentang Rp14.380 hingga Rp14.400. Hal ini disebabkan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga hingga 3 Maret mendatang

“Bank sentral AS menyatakan bahwa program pembelian obligasi akan dihentikan pada Maret dan mulai menaikkan tingkat suku bunga acuan. Selain itu, program pengetatan untuk mengendalikan inflasi juga ditambah dengan penjualan obligasi yang dimiliki bank sentral untuk menyerap likuiditas di pasar,” kata Ariston, Kamis (27/1).

Nantinya, pengurangan likuiditas dolar di pasar akan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar mata uang lainnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, pasar juga mewaspadai perkembangan penularan covid-19 dimana kasus positifnya terus bertambah.

Sumber: CNN Indonesia

Bagikan: