Jakarta, Indo Merdeka – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.336 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (11/2) pagi. Mata uang Garuda menguat 6 poin atau 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.342 per dolar AS.

Sementara, mata uang di Asia bergerak variatif pada pagi ini. Tercatat, yen Jepang naik 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,01 persen, ringgit Malaysia turun 0,14 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,05 persen

Di sisi lain, won Korea Selatan melemah 0,29 persen, dolar baru Taiwan melemah 0,09 persen, peso Filipina minus 0,19 persen, dan yuan China minus 0,1 persen.

Sedangkan mata uang di negara maju kompak melemah pada pagi ini. Terpantau, euro minus 0,24 persen, dolar Australia turun 0,22 persen, dolar Kanada turun 0,15 persen, dan franc Swiss minus 0,11 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksikan nilai tukar rupiah tertekan hari ini karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini.

Ekspektasi tersebut menguat setelah data inflasi konsumen AS pada Januari yang dirilis semalam menunjukkan kenaikan yang melebihi inflasi bulan sebelumnya, yakni 7,5 persen dari 7 persen.

“Survei FedWatch yang dirilis CME Group menunjukkan probabilitas suku bunga acuan AS naik 50 basis poin pada rapat the Fed selanjutnya di Maret, meningkat menjadi 85 persen dari sebelumnya hanya 24 persen,” ujarnya.

Ia menyebut imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS juga naik karena ekspektasi ini. Yield tenor 10 tahun sudah menembus angka 2 persen, level yang belum pernah disentuh sejak Agustus 2019.

“Di sisi lain, optimisme terhadap pemulihan ekonomi global yang membayangi pergerakan pasar keuangan beberapa hari sebelumnya mungkin bisa menahan pelemahan rupiah,” imbuhnya.

Pada hari ini ia melihat rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.330-Rp14.400 per dolar AS.

 

 

 

sumber : CNN Indonesia

Bagikan: