Donggala, Indo Merdeka – Menjadi trending topik alias buah bibir ditengah warga Donggala, hingga viral di medsos dan media massa soal pengadaan website dan peralatan tekhnologi tepat guna (TTG) peruntukan produksi

Home Industri.

Pasalnya, program website dan pengadaab peralatan TTG untuk produksi rumahan (Home Industri) di puluhan Desa se- Kabupaten Donggala yang menelan anggaran sekitar Rp 100 juta per desa itu diduga tidak melalui musyawarah desa.

Sehingga program tersebut, tidak sesuai harapan dan aspirasi permintaan masyarakat desa setempat yang diadakan program itu.

Olehnya membuat Aktivis muda Donggala dan pegiat anti korupsi, Hery Soumena, angkat bicara, bahwa pengadaan website oleh CV. Mardiana Mandiri Pratama (MMP) dan CV.HC pada tahun 2018 hingga diawal tahun 2021 ini belum ada satupun website yang bisa termanfaatkan, alias kondisinya belum difungsikan.

“Item dalam nota yang dijanjikan oleh pihak CV. MMP hampir diseluruh desa yang telah membayar lunas belum lengkap peralatannya yang di kirim ke desa, sehingga website tidak dapat dioperasikan,” beber Hery.

Adapun item yang diduga belum dilengkapi di desa diantaranya pelatihan sumber daya manusia (SDM) guna pengoperasian komputer pada sistem pengelolaan website, jaringan internet (wifi) dan ada benerapa item lagi yang tidak ditahu namanya.

Lanjutnya menjelaskan, begitu pula pengadaan alat-alat TTG oleh CV. inisial MMP yang diperuntukkan untuk produksi home industri di desa. Hal ini sama dengan pengadaan website, diduga tidak melalui aspirasi masyarakat.

“Saya menilai, dua program tersebut tidak ada asas manfaatnya untuk masyarakat desa. Sebab produksi home industri sendiri dari penyedia jasa serta instansi terkait tak  memberikan solusi pemasarannya atau pihak pemerintah sebagai distributornya,”tegasnya lagi.

“Ditambah lagi, hampir sebanyak  158 d

Desa di Kabupaten Donggala yang diproduksi sama jenisnya, hanya berbeda bahan bakunya,” imbuhnya.

Hery menegaskan, seharusnya program tersebut dipersiapkan secara matang, agar menjadi program yang meningkatkan hasil Desa dan kesejahteraan masyarakat desa.

Terkait persoalan kedua program tersebut untuk produksi home industri desa yang saat ini menjadi perbincangan publik. Pihak Dinas PMD Donggala menggelar jumpa pers penjelasan dihadapan sejumlah awak media Donggala dari Surat Kabar dan Media Online, Senin (08/02/2021) sore.

Disampaikan Abraham, Kadis PMD Donggala,  bahwa program home industri tersebut diawali dengan adanya program pemerintah Donggala dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana 28 September 2018 silam.

“Ada program singkronisasi oleh pemkab Donggala kepada desa, ada 4 item diantaranya pembangunan jalan, pembangunan rumah layak huni, aliran listrik dan yang terakhir home industri,” katannya saat jumpa pers bersama sejumlah awak media di Aula kasiromu Pemkab Donggala.

Diungkapnya, bahwa program home industri tersebut diawali dengan pengembangan SDM yang dilaksanakan pada saat itu di Masamba, Sulsel. Kemudian setelah itu pengembangan produksi. Tentunya diharapkan hasil produksi ini lebih bagus dan berkualitas.

“Karena mungkin rencana kita (Dinas PMD, red) itu akan pemasarannya bukan cuma dalam negeri kemungkinan juga akan ke luar negeri. Dengan harapan hasil produksi yang lebih bagus dan berkwalitas, olehnya kita  butuh dukungan fasilitas,”jelasnya.

Hal itu tambahnya, merupakan dasar daripada pengadaan alat TTG dalam rangka mendukung hasil pengembangan pelatihan yang dilaksanakan di Masamba.

Sementara itu dikesempatan yang sama, Mardiana, selaku direktur CV. HC dan CV. MMP tak banyak menjawab sembari menjelaskan pertanyaan yang dilontarkan awak media dengan ekspresi gugup dan kebingungan. (Ibrahim)

Bagikan: