Jakarta, Indo Merdeka – Anggota DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati, mengatakan realitas vaksin Sinovac buatan China.
Pertama, pembelian dilakukan di awal, efek obat belum diumumkan secara resmi oleh BPOM, sudah daftar untuk sertifikasi halal tapi belum terbit putusannya dari MUI serta belum terbitnya izin edar obat dari BPOM.
“Terkait dengan sertifikat halal, sejak rapat dengar pendapat dengan Kementerian Kesehatan dan BP POM. Kita sudah titip pesan ke kementerian kesehatan yang ikut mengawal vaksin ini, supaya proses kehalalan ini benar-benar menjadi perhatian dari sejak awal meski petugas telah mengunjungi Wuhan dan Pabrik Sinovac di China,” kata Kurniasih Mufidayati dalam diskusi Sertifikasi Vaksin Covid-19 yang digelar oleh MPR di Jakarta selasa (15/2020).
Sejauh ini,katanya, proses sertifikasi halalnya masih dalam proses berjalan dan izin edarnya juga belum terbit artinya belum bisa dipakai di Indonesia
“Saya mengusulkan agar vaksinasi Corona menunggu sampai vaksin merah putih dihasilkan oleh anak bangsa yang banyak yang pintar,” tegasnya.
Apalagi untuk tahap pertama 1,2 juta vaksin akan jadi program pemerintah yang artinya akan dibiayai oleh APBN. Sementara izin Emergency Use Authorization dari BPOM belum kunjung terbit juga.
Dari penjelasan BPOM pada rapat kemarin. BPOM menyampaikan Vaksin Sinovac masih dalam proses, sertifikat halalnya masih di proses, uji klinis tahap ke-3 belum selesai dan masih proses izin untuk penggunaan Emergency Use Authorization artinya masih belum bisa dikeluarkan oleh BPOM.
“Jadi, vaksin ini masih tanda tanya Artinya ini masih harus menjadi perhatian pemerintah, bahwa vaksin ini belum bisa digunakan sebelum izin Emergency Use Authorization dari BPOM dikeluarkan dan hasil uji klinisnya selesai dahulu. plus sertifikasi halal dari MUI”, paparnya
Selain itu kami juga mendorong kepada BPOM agar bersikap independen dan transparan dalam pemberian persetujuan dalam penggunaan pada masa darurat, Emergency Use Authorization, dengan mempertimbangkan aspek keamanan, efekisasi, khasiat dan mutu vaksin Covid-19.
“Itu yang sudah kita pesankan kemarin saat rapatdi DPR,” jelasnya. (oce)