LEMBANG, Indo Merdeka- Melanjutkan pembahasan mengenai potensi ancaman Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) menyelenggarakan Seminar Nasional Pasis Seskoau Angkatan Ke-58 dan Sesau Angkatan Ke-15 yang bertemakan “Antisipasi Ancaman Udara Di Wilayah ALKI I, Guna Menjaga Kedaulatan NKRI” yang dibuka secara resmi oleh Danseskoau Marsda TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr (Han)., di Bangsal Srutasala, Seskoau, Lembang, Bandung, Kamis (22/04/2021).
Dalam sambutannya, Danseskoau mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi strategis dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya yaitu adanya berbagai potensi ancaman yang mungkin terjadi di ALKI I.
“Melalui seminar ini, para Pasis diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal dan menyampaikan ide-ide serta dapat merumuskan pemikiran orisinal guna mengantisipasi potensi ancaman udara di wilayah ALKI I dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI,” jelas Danseskoau.
Seminar yang dilaksanakan selama dua hari ini, menghadirkan Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., sebagai Keynote Speaker serta tiga narasumber yaitu Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim memaparkan “Antisipasi Ancaman Udara Di Wilayah ALKI I”, Pangkohanudnas Marsda TNI Ir. Novyan Samyoga, M.M., memaparkan “Operasi Penegakan Hukum dan Pengamanan Wilayah Udara di ALKI I dan Perkembangan ZEE”, dan Flight Data Analisis and Safety Auditor Kolonel Pnb (Purn) Dr. Supri Abu, S.H., M.H., memaparkan “Ancaman Udara di Wilayah ALKI I (Perspektif Hukum Udara)”.
Pada kesempatan yang sama, secara daring dari gedung Raden Suryadi Suryadarma, Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Kasau menjelaskan keberadaan ALKI I kini menjadi semakin startegis, terutama dengan meningkatnya volume perdagangan maritim dunia secara signifikan antara berbagai negara yang terhubung pada jalur tersebut.
Kasau memamparkan secara geopolitik, perkembangan situasi di laut Tiongkok Selatan, tidak menutup kemungkinan akan berimbas peningkatan ancaman militer, baik dari laut maupun dari udara, di wilayah kedaulatan Indonesia.
Kasau menyampaikan bahwa TNI Angkatan Udara terus berupaya memberikan kemampuan terbaik dalam menjalankan tugas untuk mengamankan kedaulatan negara, bersama dengan Koarmada I, Koopsau I melaksanakan operasi Alur Segara di wilayah ALKI I yang melibatkan pesawat F-16 dari Skadron Udara 16, pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1, dan Skadron Udara 12. Selain itu satuan-satuan radar di jajaran Kosekhanudnas I dan Kosekhanudnas III juga melaksanakan pengawasan dan pemantauan di wilayah ALKI I.
“Saya berkomitmen untuk mewujudkan Angkatan Udara yang disegani di kawasan, dengan titik berat pada peningkatan profesionalisme SDM TNI AU, yang memperhatikan aspek Span of Control dan Unity of Command yang efektif dan efisien,” katanya.
Lebih lanjut Kasau mengharapkan dengan berharganya ruang udara bagi suatu negara, bersifat complete dan exclusive, berpengaruh tidak hanya terhadap kedaulatan suatu negara, namun juga berdampak terhadap kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran.
“Undang-Undang nomor 23 tahun 2019 yang didalamnya mengatur pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan udara telah disahkan pemerintah, sehingga TNI AU bukan satu-satunya pihak yang berperan, dimana komponen cadangan dan komponen pendukung matra udara lainnya dapat didayagunakan,” tutup Kasau.
Selanjutnya, Ketua Panitia Seminar Nasional Mayor Tek Anselmus Warianto R., disela acara mengatakan seminar ini sebagai momentum yang sangat tepat untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai isu strategis ancaman udara di wilayah ALKI I serta bagaimana upaya-upaya untuk mengatasinya.