Jakarta, Indo Merdeka – Sejumlah pihak mengkritik rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite pekan depan.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat Vera Febyanthy mengatakan masyarakat masih serba susah sekarang. Sebab, harga pangan juga sedang mahal-mahalnya.
“Belum saatnya itu BBM pertalite dinaikkan, masyarakat masih menjerit apalagi di saat harga bahan pokok naik. Masa masyarakat kita dikorbankan,” ungkap Vera kepada CNNIndonesia.com, Jumat (19/8).
Pemerintah, kata Vera, sebenarnya bisa memotong anggaran belanja lain dan mengalihkan dana itu untuk menambah subsidi energi. Ia mencontohkan belanja infrastruktur pembangunan ibu kota baru (IKN) dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Menteri ESDM Bersuara soal Jokowi Naikkan Harga Pertalite Minggu Depan
“Harusnya belanja lain dipotong, jangan korbankan harga minyak tapi yang lain jor-joran. IKN ditunda saja dialihkan untuk subsidi dulu. Kereta cepat juga. Itu enggak ada urgensinya langsung ke rakyat, kok rakyat yang dikorbankan,” tutur Vera.
Kritik serupa disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto. Menurutnya pemerintah bisa menunda pembangunan IKN dan kereta cepat Jakarta-Bandung daripada menaikkan harga pertalite.
Oleh sebab itu, ia menilai pemerintah tidak konsisten jika benar-benar menaikkan harga pertalite. Menurutnya, pemerintah selalu mengatakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)surplus beberapa waktu terakhir.
Sehingga, Mulyanto berpendapat pemerintah seharusnya punya dana untuk menambah subsidi energi.
“Pemerintah jangan plin-plan. Sementara presiden bilang ekonomi kita bagus dan APBN surplus, para menteri justru berwacana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebaiknya wacana seperti itu dihentikan. Jangan bikin malu presiden,” ujar Mulyanto.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Jokowi akan mengumumkan kenaikan harga pertalite pekan depan. Hal ini dilakukan karena pemerintah sudah tak kuat menanggung beban subsidi energi di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia.
“Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini. Jadi presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan demikian karena harga BBM kita termurah se kawasan dan itu beban untuk APBN,” ucap Luhut.
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun. Keputusan ini seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang sempat tembus lebih dari US$100 per barel.
Sementara, harga BBM penugasan pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.