Palu, Indo Merdeka – Arbeiter Samariter Bund (ASB) Indonesia and the Philippines, salah satu lembaga kemanusiaan terkait dukungan peningkatan kesiapsiagaan dan pemulihan dini yang inklusif dan penguatan manajemen kesiapsiagaan puskesmas.

ABS dihubungkan melalui jaringan pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang berlangsung sejak bulan Januari 2019 hingga Maret 2021 telah merampungkan pekerjaannya.

Hal tersebut ditandai dengan penyerahan laporan akhir program kerja oleh Manajer ASB, Agnes Patuan serta pelaksanaan Lokakarya yang secara resmi dibuka oleh Gubernur Sulawesi Tengah melalui PJ. Sekdaprov H. Mulyono SE Ak M.M bertempat di Villa Doda, Selasa (23/3/2021).

Manajer ASB, Agnes Patuan dalam laporannya mengatakan, selama kurun waktu dua tahun menjalankan program ASB pasca bencana di Pasigala, segalanya berjalan dengan baik serta sesuai target yang diharapkan.

Kegiatan dimaksud menurutnya dapat berjalan sukses, berkat dukungan Pemerintah provinsi Sulawesi Tengah, pemerintah Kabupaten Sigi, Pemerintah Kabupaten Donggala, para Organisasi Perangkat Daerah, Pokja OPDis Pasigala serta pihak terkait lainnya.

Dirinya berharap, walaupun program ASB telah berakhir tapi dapat terus dipercaya menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan ketangguhan nasional melalui penguatan peran desa dalam pengurangan risiko bencana dan mengelola sumber daya sosial ekonomi.

Gubernur Sulteng yang diwakili Pj. Sekdaprov H. Mulyono, SE, Ak, MM dalam sambutannya memberikan apresiasi atas dilaksanakannya workshop dan serah terima program aksi kemanusiaan hubungan peningkatan kesiapsiagaan dan pemulihan dini yang ikut dalam penguatan manajemen kesiapsiagaan.

Melalui penguatan jaringan pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat yang merupakan respon terhadap musibah bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di provinsi Sulawesi Tengah khususnya di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.

“Atas nama pribadi dan pemerintah provinsi Sulteng saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tak terhingga kepada jajaran Arbeiter Samariter Bund yang juga didukung oleh Kementerian Dalam Negeri beserta seluruh mitra kerja yang terjaring relawan yang telah bersimpati atas penderitaan yang dialami masyarakat Sulawesi Tengah dan kemudian bergerak untuk menolong saudara, sebangsa dan setanah air,” bebernya.

“Semoga kebaikan dan keikhlasan saudara-saudari dalam respon bencana tersebut senantiasa bernilai amal ibadah dihadapan Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa serta turut memberikan manfaat kemanusiaan yang sebesar-besarnya bagi para penyintas dan ahli waris,” sebutnya lagi.

Lebih lanjut PJ. Sekdaprov Mulyono dalam sambutan gubernur menyampaikan, berdasarkan data yang diterima, selama lebih 2 tahun berjalannya program yang dicanangkan ASB dan Pokja OPDis telah terbentuk kelompok peringatan dini atau KPD desa dan tim siaga sekolah.

Selain itu di Kabupaten Sigi telah berkembang kelompok penanggulangan bencana desa disebut kelompok siaga bencana atau KSB dan di Donggala berupa kelompok masyarakat KM kemudian di tingkat Puskesmas terdapat satuan tugas penanggulangan krisis kesehatan puskesmas, bahkan di akhir kegiatan melaksanakan uji rencana kontijensi bencana banjir dan bencana gempa bumi serta tsunami.

“Oleh karena itu, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang luar biasa atas kebaikan dan kerjasama seluruh tim relawan yang dikoordinir oleh ASB untuk mengatasi dampak krisis yang ditimbulkan oleh bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi tahun 2018 maupun dampak covid 19,” papar Sekdaprov.

Besar harapan agar kiranya di masa yang akan datang dapat melanjutkan kesinambungan program intervensi kemanusiaan dan pemberdayaan kemasyarakatan untuk menjangkau lebih luas lagi seluruh lapisan dan kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah Sulawesi Tengah mulai dari kota sampai ke pelosok Desa.

“Semoga segala pengalaman dan kenangan yang didapat selama pelaksanaan program dapat menjadi bekal pengetahuan mitigasi bencana dan sekaligus sebagai pembelajaran moral akan pentingnya jiwa tolong-menolong, empati cinta kasih dan etos gotong-royong untuk menanggulangi berbagai krisis bencana,” tandasnya. (IBM)

Bagikan: