Riau, Indo Merdeka – Blok Migas Rokan merupakan penghasil minyak nomor dua terbesar di Indonesia. Blok ini akan berpindah pengelolaan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada Agustus tahun ini. Di tengah proses transisi yang sedang berjalan ini, SKK Migas terus mengupayakan agar blok Rokan dapat mencapai target 2021, menjaga penerimaan negara serta kontribusinya pada perekonomian nasional, khususnya di Provinsi Riau.
Untuk menahan turunnya produksi minyak Blok Rokan, SKK Migas menargetkan penyelesaian pengeboran 192 sumur oleh PT Chevron Pasific Indonesia dan dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan. SKK Migas memberikan dukungan nyata dengan salah satunya percepatan pengadaan barang dan jasa termasuk dukungan dengan persetujuaan daftar pengadaan barang dan jasa _(procurement list)_ yang diperlukan serta mengawal jalannya proses pengadaan untuk kebutuhan memastikan pemenuhan program kerja tersebut.
Saat ini kontrak barang dan jasa untuk kebutuhan 115 sumur telah selesai dilaksanakan, sementara pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan 77 sumur tambahan diperkiraan selesai di akhir bulan ini.
“Dalam alih kelola blok Rokan ini, SKK Migas akan terus memaksimalkan potensi Bloki untuk menyuplai kebutuhan produksi migas nasional untuk mendukung produksi migas 1 juta barel di tahun 2030 ” Ujar Rudi Satwiko, selaku Plt Deputi Pengendalian Pengadaan.
Rudi Satwiko menambahkan dalam upaya menahan laju produksi migas, SKK Migas akan terus mendukung dan mendorong upaya percepatan pengadaan kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi target pengeboran sumur yang telah ditetapkan.
“SKK Migas juga berkomitmen bahwa kegiatan operasional Blok Rokan harus mengutamakan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri, diantaranya partisipasi perusahaan lokal serta tenaga kerja dalam negeri,” katanya Kamis (29/4).
Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Barang dan Jasa, Erwin Suryadi mengatakan Pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan Blok Rokan disuplai sepenuhnya oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan melibatkan tenaga kerja lokal.
Menurutnya, penggunaan tenaga kerja lokal ini dapat roda perekonomian dalam negeri terutama dimasa pandemi ini.
“Upaya pengadaan ini merupakan kolaborasi yang baik antara SKK Migas, CPI dan PHR yang membangun sistem pengadaan yang _seamless_ sehingga mudah2an proses transisi ini menjadi lancar dan memberikan kontribusi positif bagi lifting dan produksi negara,” kata Erwin Suryadi.
Di Blok Rokan saat ini, sudah 43 sumur yang dilakukan pengeboran dan masih terus akan dilanjutkan program eksplorasi dan pengeboran dengan pengawasan SKK Migas.
“Perlu dicatat bahwa ini merupakan _best effort_ dari SKK Migas untuk pengeboran 200an sumur di tahun 2021 dan masih akan berlanjut lagi ditahun-tahun berikutnya,” ujar Erwin. (Putri)