Palembang, Indo Merdeka – Banyaknya potensi di Sumatera Selatan (Sumsel) yang bisa dimanfaatkan, menjadi lirikan sejumlah negara di dunia tak terkecuali negara Rumania.
Dimana negara yang merupakan bagian Uni Eropa tersebut mengirimkan delegasinya dalam rangka kerjasama dan misi investasi dari pengusaha Rumania ke Sumsel.
Gubernur Sumsel H Herman Deru menyambut langsung kedatangan delegasi Rumania tersebut di Griya Agung, Palembang, Sabtu (29/5).
Dalam pertemuan itu, Herman Deru menjelaskan beberapa poin yang dapat dilakukan kerjasama antara Sumsel dengan negara Rumania. Kerjasama tersebut berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat mendongkrak perkembangan Sumsel.
“Kita lebih tertarik untuk bertukar ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumsel ini butuh itu (ilmu pengetahuan) agar Sumber Daya Alam (SDA) di daerah ini dapat terkelola dengan baik,” kata Herman Deru.
Dia mengatakan, kerjasama yang dibutuhkan oleh Sumsel seperti kerjasama di bidang sumber daya air, baik air untuk pemanfaatan pertanian maupun untuk konsumsi.
“Sumsel ini harus memiliki sistem pengairan yang baik. Kita tahu jika air di Sumsel adalah air payau. Dengan adanya kerjasama ini, kita bisa bekerjasama dengan Rumania terkait teknologi pengelolaan dan mengubah air payau itu siap untuk digunakan baik untuk pertanian maupun konsumsi,” ujarnya.
Kedua, Kerjasama di bidang modifikasi cuaca juga dinilai penting. Apalagi, setiap tahunnya Sumsen kerap dilanda Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), tentunya Sumsel harus memiliki teknologi yang mumpuni sehingga penanganan karhutla dapat lebih efisien.
Kemudian kerjasama soal pengelolaan sumur minyak tua yang selama ini dikelola secara ilegal oleh masyarakat. Sebab selama ini, pengelolaan sumur tua yang dilakukan masyarakat kerap kali menimbulkan bencana yang menyebabkan korban jiwa.
“Memang dibutuhkan teknologi yang baik agar penanganan karhutla di Sumsel dapat lebih efisien. Kita tahu, saat ini dalam modifikasi cuaca, Negara Rumania menggunakan teknologi roket yang memiliki tingkat akurasi sangat cepat dibanding dengan menggunakan pesawat. Selain itu, kita juga tertarik melakukan kerjasama pengelolaan sumur minyak tua. Namun pengelolaannya nanti harus dapat bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya.
Lalu kerjasama di bidang peternakan seperti pengembangbiakan sapi. Dimana beberapa di Sumsel sendiri dinilai sangat cocok untuk mengembangbiakan sapi asal Rumania karena memiliki hawa yang dingin.
“Peternakan salah satunya sapi ini juga bisa dikerjasamakan. Namun, akan kita tindaklanjuti dulu. Karena untuk implementasinya membutuhkan waktu. Yang jelas saat ini kita telah sepakat untuk melakukan kerjasama,” paparnya.
Beberpa pekan kedepan, Herman Deru sendiri akan mengirimkan tim ke Rumania untuk melihat langsung teknologi yang sebelumnya telah dipaparkan.
“Kita akan surat terkait kerjasama ini. Kita juga akan turunkan tim terkait ke Rumania untuk melihat langsung apa yang telah disampaikan saat ini,” jelasnya.
Duta Besar RI untuk Rumania dan Republik Moldova Amhar Azeth mengatakan, perkembangan teknologi saat ini memang dibutuhkan oleh Sumsel. Hal itu untuk mendongkrak pengelolaan potensi SDA yang begitu banya di Sumsel ini. Apalagi, Sumsel ini memiliki perkebunan karet yang cukup luas dan produksi kopi yang dikenal.
“Kita bangga 30 persen lahan kebun karet di Indonesia ini ada di Sumsel dan kopi juga cukup besar. Namun karena teknologi yang kurang mumpuni menyebabkan kurang termanfaat,” paparnya.
Menurutnya, upaya untuk kerjasama dengan negara Rumania ini prosesnya telah dilakukan selama satu tahun.
“Ini bukan hal baru. Ini proses dari satu tahun lalu. Kita bersyukur saat ini bisa terwujud. Semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, Konsul Kehormatan RI di Constanta Rumania Emil Sirbu mengatakan, dari sektor pengairan, kejasama jangka pendek yang dapat dilakukan adalah Filterisasi air dan danau buatan.
Lalu, jangka panjangnya adalah hujan buatan dengan menggunakan roket. Dimana didunia saat ini ada tiga teknologi yang digunakan yakni roket, pesawat, dan drone generator.
“Rumania menggunakan teknologi ketiganya. Tingkat intensitas akurasinya yang tercepat adalah roket sebesar 80 persen namun memang biayanya lebih mahal. Kemudian pesawat 60 persen, dan yang ketiga drone generator 40 persen,” pungkasnya.(Rill/RN)