Palembang, Indo Merdeka – Ditengah wabah pandemi corona ini, sumber makanan yang digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh salah satunya adalah buah jeruk karena jeruk jenis apapun dipercaya dapat menangkal virus. Ini membuat jeruk menjadi salah satu buah yang ramai diburu orang sekarang ini.
Meningkatnya kebutuhan konsumen akan buah jeruk menyebabkan harga buah jeruk cenderung meningkat sehingga saat ini, petani petani jeruk mengalami peningkatan pendapatan dari meningkatnya buah jeruk yang mereka jual.
Hal ini juga dirasakan oleh petani buah jeruk yang ada di Kota Pagar Alam. Pagar Alam merupakan salah satu daerah dataran tinggi yang ada di Provinsi Sumatera Selatan yang berhasil mengembangkan buah jeruk, yaitu jeruk Gerga.
Jeruk gerga adalah satu dari sekian jenis jeruk manis yang memiliki aroma hampir mirip dengan jeruk sunkist tetapi memiliki daging buah lebih tebal dan kandungan air yang lebih banyak dibandingkan sunkist, jeruk keprok dan jeruk siam sehingga dengan kandungan air yang cukup tinggi melegakan bagi yang mengkonsumsinya langsung dengan rasa manis asam segar mirip nano-nano. Saat ini, jeruk gerga merupakan salah satu komoditi potensial yang sedang gencar gencarnya dikembangkan pemerintah melalui anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan untuk tujuan ekspor.
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang ditunjuk sebagai lokasi pengembangan komoditi jeruk Gerga karena memiliki cukup banyak daerah dataran tinggi yang dianggap merupakan lokasi terbaik dalam pengembangan jeruk Gerga di Indonesia.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepala Seksi Perbenihan Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian Kota Pagar Alam, Evansuri, menyampaikan bahwa jeruk gerga pertama kali ditanam di Pagar Alam tahun 2015 seluas 4 Ha milik petani yang ada di Desa Gunung Agung Paoh.
“Dengan potensi luas lahan untuk penanaman jeruk gerga sekitar 1000 Ha, saat ini total luas lahan petani yang baru ditanami jeruk gerga seluas lebih kurang 130 Ha,” ungkapnya
Dijelaskan Evansuri, dari total luas lahan tersebut, 35 Ha sudah menghasilkan. Sidarhan sebagai salah satu petani jeruk gerga melaporkan bahwa hasil panen yang mereka hasilkan sepanjang tahun lebih kurang sebanyak 150 200 kg per batang atau sekitar 60-80 ton/Ha dengan puncak panen pada bulan Juni-Juli dan November-Desember.
“Ternyata jeruk gerga Pagar Alam ini pemasarannya cukup luas mulai dari Bengkulu, Jakarta bahkan sampai ke Pulau Bali tetapi pengirimannya masih skala kecil karena terkendala kontinuitas produk. Mereka yakin kedepan pangsa pasar akan semakin besar sehingga penambahan luas tanam untuk komoditi jeruk gerga ini semakin diperluas. Dengan harga jual yang cukup tinggi 15rb 25rb per kg buah segar tergantung ukuran buah cukup membuat banyak petani yang mulai mengusahakan menanam jeruk gerga dilahan lahan tidur yang mereka miliki,” pungkasnya (yfr)