Jakarta, Indo Merdeka – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.996 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (14/7) pagi. Mata uang Garuda melemah 5 poin atau 0,03 persen dari posisi sebelumnya.
Mata uang di kawasan asia terpantau bervariasi. Yen Jepang melemah 0,38 persen, dolar Singapura menguat 0,61 persen, won Korea Selatan melemah 0,35 persen dan peso Filipina melemah 0,20 persen.
Yuan China melemah 0,15 persen, ringgit Malaysia menguat 0,05 persen, baht Thailand melemah 0,33 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan di perdagangan hari ini.
Mata uang utama negara maju juga terpantau bervariasi. Euro Eropa melemah 0,41 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,31 persen dan dolar Australia melemah 0,10 persen.
Dolar Kanada melemah 0,16 persen, franc Swiss melemah 0,35 persen dan rubel Rusia menguat 2,18 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra melihat pelemahan rupiah pagi ini didorong oleh data inflasi AS yang kembali mencatatkan rekor baru ke level 9,1 persen.
“Data inflasi konsumen AS bulan Juni dirilis lebih tinggi dari bulan sebelumnya 8,6 persen (Mei 2022). Ini bakal memvalidasi kebijakan bank sentral AS untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya, karena ternyata inflasi AS masih dalam tren naik,” imbuhnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (14/7).
Dari dalam negeri, rupiah juga dikhawatirkan oleh inflasi tinggi pada Juli ini. Terutama dari sisi inflasi volatile food karena kenaikan berbagai harga pangan.
“Kenaikan inflasi karena kenaikan harga pangan menjadi kekhawatiran tersendiri yang bisa menekan rupiah. Inflasi tinggi bisa menurunkan daya beli masyarakat dan menekan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp14.980 per dolar AS hingga Rp15.030 per dolar AS.