Jakarta, Indo Merdeka – Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan ekspor ke China turun lebih dari 3 persen pada Juli 2022 seiring dengan perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu.
Ekonomi China tercatat hanya tumbuh 0,4 persen pada kuartal II 2022 atau menjadi yang terburuk dalam dua tahun terakhir.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto mengatakan ekspor ke China turun 3,38 persen pada Juli 2022 dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Salah satu ekspor komoditas yang turun adalah besi dan baja.
“Komoditas yang turun antara lain adalah besi dan baja sebesar 7,04 persen, nikel dan barang daripadanya turun 30,2 persen, kemudian bijih logam, perak, dan abu turun 44,14 persen,” papar Setianto, Senin (15/8).
Meski turun, China masih mendominasi pasar ekspor RI hingga Juli 2022. Tercatat, total ekspor ke negeri Tirai Bambu itu sebesar US$5,03 miliar atau setara 20,77 persen dari total ekspor per Juli 2022.
Secara keseluruhan, nilai ekspor RI turun 2,2 persen dari US426,15 miliar menjadi US$25,57 miliar pada Juli 2022. Rinciannya, ekspor migas sebesar US$1,38 miliar dan nonmigas US$24,2 miliar.
Sementara, impor RI naik 1,64 persen dari US$21 miliar menjadi US$21,35 miliar per Juli 2022. Jika dirinci, impor migas sebesar US$4,46 miliar dan nonmigas US$16,89 miliar.
Dengan demikian, neraca dagang RI tercatat surplus sebesar US$4,23 miliar per Juli 2022. Angka itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai US$5,15 miliar.
“Jadi kalau tren belakang neraca dagang Indonesia surplus selama 27 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” jelas Setianto. Dikutip dari CNN Indonesia.