Pelembang, Indo Merdeka – Pemerintah  terus  bekerja keras dalam  memberantas peredaran  narkoba, aksi terorisme  dan  praktek korupsi.  Upaya konkret yang dilakukan yakni dengan menyatukan tekad  bersama melalui dialog publik  bertajuk  War On Drugs dengan  melibatkan 4  Lembaga Negara Non Departeman bertempat di  Gedung Presisi Polda Sumsel, Rabu (1/3).

Ke empat lembaha   negara tersebut  masing-masing Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) RI, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) RI. Kegiatan ini juga dihadiri langsung  Gubernur  Sumsel Herman Deru yang didampingi unsur Forkopimda Sumsel dan  Kabupaten/Kota.

Dalam sambutanya  Gubernur Herman Deru   secara khusus menyambut baik digelarnya dialog publik dengan tajuk  War On Drugs  tersebut yang merupakan salah satu langkah konkret dalam mencegah   peredaran narkoba, aksi tirorisme dan praktik korupsi. Terlebih Sumsel dipercaya menjadi tuan rumah diadakannya dialog publik tersebut.

“Suatu kehormatan bagi masyarakat Sumatera Selatan. kegiatan hari ini  kita akan ulas  satu persatu bersama dengan pimpinan lembaga dan badan penting di Negeri ini,” ucap Gubernur  Herman Deru mengawali sambutannya.

Melalui dialog dan diskusi tersebut, Herman Deru berharap para pimpinan lembaga negera  tersebut   dapat  memberikan  rekomendasi penting  bagi  pemangku kepentingan yang ada di daerah  utamanya dalam memberikan pemahaman  pada masyarakat terkait dengan bahaya  narkoba, terorisme, dan korupsi.

“Kita  berharap ini dapat menghasilkan rekomendasi   kepada kami pemerintah di daerah, yang nantinya akan  menjadi dasar kita dalam melakukan  pembinaan dan sosialisasi pada masyarakat,”  tambahnya.

Terkait dengan  upaya pencegarahan peredaran narkoba di wilayah Sumsel, Herman Deru secara khususnya berharap agar ke empat lembaga negara non departeman   itu dapat memberikan solusi dalam  memberantas narkoba di Sumsel. Mengingat daerah ini    sangat banyak jalur  perairan anak sungai yang  patut diwaspadai karena dimungkinkan akan dimanfaatkan olah   oknum untuk memasok narkoba  ke Sumsel.

“Sumsel bayak sekali anak  sungai yag membuat kita kesulitan dalam menditeksinya narkoba yang masuk apalagi  jenis narkoba sudah banyak bahkan ada yang menyerupai tawas atau lain-lainnya,” imbuhnya.

Lebih jauh  Herman Deru menilai, stabilnya pertumbuhan ekonomi di Sumsel membuat para pengedar narkoba memilih Sumsel sebagai pangsa pasar karena itu pihak BNN diharapkan dapat  bisa memberikan stategi  khusus kepada pimpinanan daerah  dalam menditeksi peredaran narkoba yang menyasar kalangan remaja.

“Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sumsel  yang kian membaik. Menjadikan besarnya  potensi para pemakai narkoba  bertambah. Karena itu kami rasa   BNN perlu   memberikan tips  diteksi  dini pada anak-anak mulai dari dalam  keluarga. Disamping kita sudah  bentengi mereka dengan kegiatan ibadah  keagamaan,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, dalam paparan singkatnya menjelaskan BNN telah mengambil langkah khusus dalam menangani penyebaran narkotika di daerah-daerah di Indonesia. Dia juga menyebut  musuh bersama saat ini tidak hannya narkoba saja namun juga aksi terorisme dan korupsi  juga menjadi musuh besar di setiap negara.

“Ketiga permasalahan yang akan kita bahas saat ini merupakan persoalan yang penting dan musuh bagi setiap negara, kami terus melakukan poin khusus yakni pencegahan dan pengobatan dalam upaya pemberantasan,” paparanya.

Fokus utama dari pemberantasan narkotika juga diperhatikan dari jalur edarnya, dimana Petrus meyebut pihaknya selalu mengutamakan dan mengawasi terlebih dahulu pada jalur perairan di Indonesia, dimana jalur perairan selalu menjadi sasaran empuk bagi pengedar narkotika dari berbagai negara.

Bagikan: