Muara Enim Indo Merdeka – Lagi, sebelumnya tokoh masyarakat Dapil 3 Kabupaten Muara Enim yang juga mantan anggota DPRD itu memprotes atas semerautnya kondisi tanah galian proyek drainase kementrian PUPR Pusat dan juga galian tanah proyek Jargas diwilayah Kecamatan Gelumbang yang dinilainya tidak memikirkan hak warga itu .Akibatnya warga di musim panas yang menyengat tersebut, membuat warga dan pengguna jalan harus menghirup debu tanah galian yang dihembus oleh angin hingga terbang ke rumah warga bahkan ke pengguna jalan.
“Ya, kita lihat saja dilapangan masih saja dibiarkan tanah menggunung dipinggiran jalan yang seharusnya ada solusinya.
“Debu beterbangan saat angin kencang menyapu tanah kering galian Drainase dan Jargas itu, situasi seperti ini jangan dibiarkan oleh pihak terkait karena berdampak mengancam kesehatan warga, ” cetus Japri ,S, Sos, pada Selasa (01/09),pada media ini.
Hal senada juga dilontarkan Jhon (40),warga Kabupaten Muara Enim ini mengungkapkan, bahwa proyek drainase sepanjang ratusan kilo meter terlihat dikebut oleh tanaga-tenaga para penggali tanah dengan judul mengurangi angka pengangguran dan juga proyek Jargas yang ada diwilayah Kecamatan Gelumbang juga didominasi tenaga luar Sumatera. Namun, yang menjadi kritisi kita bahwa pihak perusahaan yang dipercaya untuk mengelola proyek itu terlihat tidak didukung sarana yang memadai. ” Ya, kita lihat saja kondisi tanah berhamburan dipinggiran jalan yang menghasilkan debu dan masuk ke organ manusia dan itu fakta dilapangan.
“Pihak kontraktor terkesan membiarkan dan hanya diduga berpikir target dan tanpa pedul dengan keselamatan dan kesehatan warga sekitar tanah galian tersebut, ” ungkap Jhon.
Dikatakan Jhon, pihak perusahaan atau kontraktor seharuanya dapat profesional dalam mengatasi dampak sosial bagi warga dan belum usai corona virus saat ini warga atau pengguna jalan kini dihantuii polusi debu dari mega proyek drainase dan Jargas itu, ” pungkasnya. (JNV)