Jakarta, Indo Merdeka – Jarang jarang berbicara tentang idiologi ekonomi. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agung Firman Sampurna bisa disebut sebagai kutu buku alias pembaca buku ekonomi strukturalis yang serius atau bukan cuma asal bunyi.

Ia mengaku sempat membaca buku ekonomi termasuk karya Joseph A Schumpeter yang berjudul kapitalisme, sosialisme dan demokrasi tentang pertarungan idiologi ekonomi antara Komunis dan Kapitalis. Yang akhirnya dimenangkan oleh Kapitalis yang selama puluhan tahun telah ikut membelah Eropa, ujarnya.

“Kita sekarang masih menghadapi kubu kubuan yang tidak usah saya jelaskan karena semuanya telah sudah tau. Pilihannya adalah Jalan Tengah yang bersatu”, tegas Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agung Firman Sampurna di Jakarta kamis sore (11/9/2020) saat menjadi pembedah buku karya Bambang Soesatyo yang berjudul Jalan Tengah yang merupakan karya tahunan sebagai anggota MPR yang kini sedang menjabat sebagai Ketua MPR.

Buku tersebut adalah yang ke dua dengan cover buku bagian depan yang di didesain dengan dominan warna merah. “Merah karena saya SOKSI yang ada di Kuning di Golkar”, jelas Bambang dihadapan Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang juga wakil Ketua MPR serta puluhan undangan.

Di pekan sebelumnya ekonom Firmanzah menyatakan, buku Das Capital sebagai jalan sosialis Eropa daratan sedang berjalan ditempat. Ekonomi cari untung melanda semua negara yang dahulu sosialis juga termasuk di China dan Rusia. “Hanya lantas cuma bagaimana cara cari untungnya”, jelas Firman dengan tenang..

Hendrawan Supratikno anggota Fraksi PDI P di DPR menyatakan kemajuan ekonomi tergantung pada modal. Setiap ekonomi dituntut berkerja ekonomic of scale yang efisien yang hanya bisa dilakukan jika perusahaan besar, kata Hendrawan yang juga pernah baca buku karya Joseph A Schumpeter. (oce)

Bagikan: