Jakarta, Indo Merdeka – Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan belum ada obat Covid-19. Vaksin Corona ditujukan untuk memutus pandemi Covid-19 yang di semua negaramengalami peningkatan tak terkecuali China yang kembali muncul pandemi Corona.

“Kalau saya disuruh memilih apa kita pasrah menghadapi Corona atau memilih berbuat untuk menyelamatkan masyarakat dari infeksi virus Corona. Saya akan memilih menyelamatkan warga dari pada pasrah,” katanya
dalam rapat kerja dengan Komisi VI saat membahas anggaran 2021 dan isu Vaksin di Jakarta rabu (20/1/2021).

Hasil rapat kerja sendiri memutuskan, mendukung Vaksin Mandiri dengan harga batas atas sesuai dengan yang telah ditetapkan LKPP, BPK dan KPK agar tidak terulang seperti Test PCR yang harganya tinggi tak terkendali.

“Yang teknisnya nanti ditentukan oleh Menkes. Bahwa harga tidak boleh tinggi dari 6 % dari harga vaksinya,” ujar Erick.

Perbedaanya Vaksin Mandiri berlaku bersarat yang hanya bisa dilakukan jika terjadi kelangkaan vaksin gratis atau mempercepat imun, sepanjang tidak menggunakan vaksin gratis yang dibiayai APBN.

Erick menjelaskan pada Komisi VI, bahwa aturan Vaksin Gratis diatur dalam Kepres dengan syarat apabila kondisi memungkinkan.

Mengapa yang dipilih Vaksin dari China, Erick menjelaskan, karena kita ditolak oleh negara barat untuk membeli vaksin mereka yang diprioritaskan untuk dalam negeri mereka sendiri selain untuk mengamankan stok vaksinnya sebanyak 3 kali jumlah penduduknya.

Ia mengatakan hingga sekarang ini telah ada sebanyak 5 kandidat vaksin yang menunggu uji klinis tahap 3 di BPOM. Semua vaksin telah disetujui oleh WHO.

“Saya mengalami sendiri, kakak saya baru sehat dari Covid-19. Sedangkan adik saya masih dirawat Covid-19,” curhatnya.

Jadi maksud Vaksin Mandiri ditujukan untuk mempercepat herd immunity misal sebuah perusahaan untuk menyelamatkan karyawannya, terbuka ruang menggunakan Vaksin Mandiri, termasuk vaksin umur 60 tahun ke atas dengan harga lebih murah untuk memutus Corona. Yang semua, tak tau kapan akan muncul lagi seperti yang dialami China yang sudah sempat hilang kemudian warganya terpapar lagi.

“Kita ingin Vaksin Merah Putih bisa produksi agar tidak tergantung impor. Biofarma sudah siap produksi dengan bahan baku impor dari China segera. Sebelumnya telah disepakati transfer teknologi dengan China untuk membuat Vaksinnya,” tuturnya

Sementara itu Idris Laena anggota Komisi VI minta agar pembelian Vaksin China yang dibayar dengan uang APBN. Dengan alokasi uang panjar 80 %.

“Saya mengingatkan saja jika diambil dari APBN harus mengikuti pembahasan di DPR,” tegasnya (oce)

Bagikan: