Prabumulih, Indo Merdeka – Akibat dampak covid-19, pedagang Puyuh di kota Prabumulih ini terancam gulung tikar.

Pengusaha puyuh Edi Rusnadi mengatakan, sejak setahun belakangan ini omset usaha penjualan telur puyuh miliknya turun drastis. Dimana, biasanya penjualan telur puyuh menghabiskan 5 Kg telur puyuh atau Rp 165 ribu perharinya.

“Tetapi saat ini paling bisa menghabiskan sebanyak 1 Kg telur saja,” katanya sela-sela kesibukan mengurusi telur puyuh kesayangan miliknya itu.

Ia juga optimis menjalani usahanya industri rumahan demi menghidupi keluarga tercintanya.

“Nah, kalau sekarang mau bagaimana lagi, kalau kurang sudah tentu kurang dari hasil penjualan telur puyuh saya dibandingkan dengan pengeluaran sehari-hari,” ungkapnya

Ia menambahkan, tentunya dengan turunnya omset penjualan usahanya tersebut dan sepinya para pembeli. Sehingga kebutuhan rumah tangganya tak tercukupi, terutama terkait pembelian token listrik untuk menetaskan anak-anak telur puyuh itu.

“Paling token 20 ribu tersebut cuma cukup tiga hari saja, dan belum lagi pakan puyuh cukup mahal Rp 400 ribu sekarungnya,” tuturnya

Ia juga mengharapkan bantuan dana dari pemerintah atau pun swasta guna pembelian makanan puyuh usaha idustri rumahan tersebut.

“Saya mengharapkan uluran tangan dana atau pun pakan ratusan puyuh dari masyarakat. Karena bingung, mau usaha apa lagi dan sedangkan borongan bangunan sedang-sedang sepinya,” pungkasnya (JNV)

Bagikan: