Jakarta, Indo Merdeka –  Satuan Kerja Khusus PelaksanaKegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas BumiKementerian ESDM (Ditjen Migas) serta KontraktorKontrak Kerja Sama (KKKS) mulai implementasikanProgram Penilaian dan Pembinaan Bersama PenyediaBarang/Jasa Dalam Negeri Penunjang Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Program tersebut bertujuan untuk memastikankemampuan serta memberikan pembinaan kepadapenyedia barang/jasa dalam negeri agar dapat memenuhikualifikasi kebutuhan operasi dan proyek hulu migas di Indonesia.

Selain untuk terus meningkatkan penggunaanbarang/jasa dalam negeri, program ini juga menjadibagian dari program “biro jodoh” (business match making)” terhadap industri penunjang hulu migas,” Kata Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan AnalisisBiaya SKK Migas Erwin Suryadi pada Rabu (21/7) di Jakarta.

Erwin menambahkan bahwa program ini merupakantindak lanjut dari kebijakan Kementerian ESDM melaluiKeputusan Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor0013.K/73/DJM.S/2019.

Peningkatan kapasitas penyediabarang/jasa industri penunjang migas menjadi sangatpenting, sehingga mereka dapat memiliki kompetensiyang mumpuni agar dapat digunakan dengan maksimaloleh KKKS. Kondisi harga minyak yang mulai membaikjuga diharapkan akan meningkatkan aktivitas KKKS,” ujarnya.

Terkait dengan metode pelaksanaan, dikatakan Erwin,program penilaian dan pembinaan ini akan dilaksanakanoleh 20 KKKS (Eni, Premier, Pertamina, Petronas, JOB Pertamina Medco Tomori, Repsol, HCML, Mubadala, Genting, Petrogas, BP, Inpex, Conocophillips, EMCL, Kangean, Medco, Chevron, PHR, Saka dan Petrochina) terhadap pabrikan dalam negeri dari 8 komoditas yaituChemical, Electrical, Instrumentation, Mechanical, Tubular-Valve-Fitting, Rotating, Structure, Drilling Subsurface. Dimana setiap KKKS akan melaksanakanprogram penilaian kepada 2-3 pabrikan dalam negeri yang nantinya akan memberikan pembinaan sebagaicontinuous improvement sesuai dengan kebutuhan hulumigas.

Analisa gap dari hasil penilaian nanti diharapkan tidakhanya dari aspek teknikal bahkan juga dari aspekkomersial sehingga penggunaan barang/jasa dalamnegeri dapat memberikan nilai tambah pada peningkatanefisiensi biaya operasi dan proyek hulu migas di Indonesia”, ungkap Erwin.

Sementara Direktur Pembinaan Program MigasKementerian ESDM, Dwi Anggoro Ismukurniatomenyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaanprogram ini. Dwi menyampaikan bahwa program tersebutmerupakan langkah yang sangat bagus dengan adanyapenyeragaman standar proses dan kriteria penilaiansehingga barang/jasa dalam negeri dapat digunakandiseluruh KKKS tanpa adanya kendala perbedaanstandarisasi.

Program ini diharapkan dapat menilai seluruhperusahaan penunjang hulu migas dalam negeri secaraoptimal untuk mendukung pemenuhan kebutuhanbarang/jasa guna mendukung kelancaran operasi dan proyek KKKS di Indonesia,” terang Dwi.

Perwakilan KKKS, VP SCM and Assets ManagementPertamina Sub Holding, Kunadi juga memberikandukungannya. Disampaikan Kunadi, pelaksanaan program penilaian dan pembinaan ini dapat mendukung meningkatkan capaian target TKDN (Tingkat KandunganDalam Negeri) tahunan KKKS.

Sampai dengan Kuartal II 2021 Pertamina Sub Holding Upstream sudah mencapaitarget TKDN tahun ini dengan keterlibatan lebih dari 100 penyedia barang/jasa dalam negeri,” pungkasnya.

Bagikan: