Jakarta, Indo Merdeka – Drone bersenjata menyerang bandara internasional Arbil yang terletak di dekat konsulat AS di bagian utara Irak. Hal tersebut dikonfirmasi pasukan keamanan Kurdi dalam sebuah pernyataan, Sabtu (11/9).

“Tidak ada korban dalam serangan yang dilakukan dua drone bersenjata itu,” tulis keterangan tersebut.

Kepala pasukan keamanan Kurdi Ahmed Hochiar juga mengatakan bandara yang menjadi pangkalan pasukan koalisi anti-jihad tidak mengalami kerusakan usai serangan tersebut.

Arbil merupakan ibu kota wilayah otonomi Kurdistan Irak, yang dipimpin Presiden Kurdi Nechirvan Barzani.

Sementara itu, serangan terbaru ini terjadi tepat pada peringatan 20 tahun serangan 11 September di AS yang menyebabkan 3.000 orang meninggal dunia.

Seperti dilansir AFP pada Minggu (12/9), seorang koresponden mendengar dua ledakan keras dan melihat asap hitam membumbung ke langit. Setelah itu, ia juga mendengar sirene di sekitar konsulat AS.

Para saksi mata juga mengatakan pasukan keamanan langsung menutup akses ke kawasan bandara.

Dalam beberapa bulan terakhir, serangan serupa yang biasanya menargetkan pasukan AS atau pihak-pihak berkepentingan AS sering terjadi bahkan menjadi umum di Irak.

Walau tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas hal itu, AS menyalahkan pasukan pro-Iran di Irak.

Penggunaan drone bersenjata merupakan sebuah perkembangan yang menjadi tantangan baru bagi pasukan koalisi dan sistem pertahanan anti-rudal C-Ram yang dipasang AS.

Sebelumnya, drone jebakan juga diluncurkan ke bandara internasional Arbil pada Juli 2021. Kala itu, drone tersebut tidak menyebabkan kerusakan material atau korban.

Beberapa pekan sebelumnya, tiga drone juga menargetkan bandara di Baghdad, tempat pengerahan pasukan AS.

AS dan Iran sama-sama memiliki tentara militer dan sekutu di Irak. Sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di sana.

Sumber : CNN Indonesia

Bagikan: