Jakarta, Indo Merdeka – Harga minyak mentah dunia melemah sepanjang pekan lalu. Penurunan harga minyak terjadi untuk pekan kedua.

Pelemahan dipengaruhi oleh isu pelepasan cadangan strategis AS di tengah ketatnya pasokan usai OPEC+ menolak seruan untuk mempercepat peningkatan produksi.

Mengutip Antara, harga minyak mentah berjangka acuan Brent untuk pengiriman Januari pada Jumat (6/11) lalu ditutup di level US$82,74 per dolar AS atau merosot 2 persen selama sepekan.

Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 2,7 persen menjadi US$82,74 per barel.

Pemerintah AS mempertimbangkan sejumlah hal untuk menjamin harga energi yang terjangkau, termasuk kemungkinan melepaskan minyak dari cadangan minyak strategis (SPR).

“Pasar tahu bahwa pelepasan cadangan strategis hanya dapat memiliki efek bearish sementara pada harga dan bukan solusi jangka panjang untuk ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan,” kata Kepala Pasar Minyak Rystad Energy Bjornar Tonhaugen dalam catatannya.

Sementara itu, kelompok negara pengekspor minyak dan sekutunya OPEC+ menolak seruan AS untuk mempercepat peningkatan produksi, bahkan ketika permintaan mendekati tingkat sebelum pandemi.

Pada Kamis lalu, OPEC+ sepakat untuk tetap melanjutkan rencana produksi minyak sekitar 400 ribu barel per hari mulai Desember. Kondisi ini sempat membuat minyak reli harian pada Jumat lalu.

Sumber : CNN Indonesia

Bagikan: