Jakarta, Indo Merdeka – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan masih ada kelebihan stok beras di tengah cuaca ekstrem. Sejauh ini, ada kelebihan stok sekitar 5 juta ton sampai 9 juta ton.

“Ada over stock dari carry over hampir di atas 5 juta ton sampai 9 juta ton per tahun. Sudah dua tahun tidak impor kan khusus beras,” ungkap Syahrul dalam Antisipasi Dini Dampak Iklim Ekstrem di Subsektor Tanaman Pangan pada 2021/2022, Jumat (12/11).

Meski masih aman, tetapi Syahrul mengatakan pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan delapan langkah untuk menghadapi cuaca ekstrem.

Pertama, siapkan embung untuk menampung air hujan. Embung dibutuhkan untuk menghadapi kemarau panjang.

Kedua, menciptakan varietas yang bisa bertahan pada musim kemarau. Ketiga, menyiapkan bahan organik di dalam tanah.

Keempat, diversifikasi tanaman selain padi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat masyarakat.

“Jangan padi saja, ketela pohon, pisang. Jadi kenyang tidak hanya beras,” imbuh Syahrul.

Kelima, perkuat sistem integritas tanaman dengan perkebunan. Keenam, mendorong penelitian dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Ketujuh, menanam di lahan-lahan kritis. Syahrul mencontohkan jika ada lahan yang menganggur, maka bisa ditanam jagung atau ubi.

“Tapi harus clear tanahnya, jangan sampai kami intervensi,” kata Syahrul.

Kedelapan, tanam pohon di pekarangan rumah. Hal ini dibutuhkan untuk mengikat air di bawah tanah.

“Pohon-pohon besar bisa menjadi pilihan,” pungkas Syahrul.

Sumber  : CNN Indonesia

 

Bagikan: