PALEMBANG, INDO MERDEKA, Hari kartini menjadi hari peringatan bersejarah bagi kaum perempuan di Republik Indonesia, karena merupakan hari lahir pahlawan nasional Raden Ayu (RA) Kartini.

Peringatan ini bertujuan memperingati dan menghormati perjuangan RA Kartini yang lahir pada 21 April 1879 dalam mewujudkan kesetaraan kesempatan antara laki-laki dan perempuan khususnya dalam bidang pendidikan, dan secara umum kesetaraan gender di semua bidang.

Semangat yang diperjuangkan Kartini tak pudar hingga kini, dimana kaum perempuan selain telah berkesempatan mengenyam pendidikan yang sama dengan laki-laki, di satu sisi juga telah mendapat tempat yang sama dalam membangun negara. Hal itu juga berlaku dalam dunia profesional.

Di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju), ada empat orang perempuan yang duduk di posisi manager. Hal ini menunjukkan kiprah perempuan tidak diragukan lagi, apalagi ketika dipercaya perusahaan mengemban amanah strategis di Kilang Pertamina Plaju. Siapa saja perempuan itu?

Khairul Husna
Di urutan pertama, ada Khairul Husna. Perempuan yang lahir di Aceh, 29 Juli 1966 ini menjabat sebagai Procurement Manager. Ia menamatkan pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, dan telah bekerja di Pertamina selama 29 tahun, paling senior di antara lainnya.

Sebagai Manager yang mengurus pembelian dan pengadaan barang/jasa, menyesuaikan spesifikasi serta mengurus vendor/supplier, ketika pandemi melanda, Husna lebih memilih bekerja di lapangan dibanding di rumah demi memastikan kualitas barang/jasa yang masuk untuk kelancaran proses operasi di Kilang Pertamina Plaju.

Kepada kaum perempuan, Husna berpesan agar bangga karena bisa menjalankan dua peran penting sekaligus. “Tetaplah bangga menjadi perempuan karena perempuan bisa sukses berkarir di luar rumah dan tetap harus sukses sebagai ibu rumah tangga,”

Diana Suciati
Perempuan yang akrab disapa Nana ini lahir di Jakarta, 23 Mei 1976. Ia adalah lulusan S1 Profesi Psikolog, yang menerapkan ilmunya sebagai Human Capital (HC) Manager di Kilang Pertamina Plaju. Nana sendiri telah mendarmabaktikan 12 tahun hidupnya bekerja di perusahaan energi nasional ini.

Meski usianya sudah menginjak kepala 4, perempuan yang masih tampak muda ini begitu kental jiwa milenialnya. Ia begitu semangat mengelola milenial di Pertamina, khususnya Kilang Plaju untuk menjadi Agent of Change, demi terwujudnya Corporate Culture AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) di Kilang Pertamina Plaju.

Nana percaya bahwa perempuan adalah makhluk kuat yang diciptakan Allah, dari dirinya, terlahir manusia yang harus dibimbing dan dididik menjadi sosok yang berakhlak mulia. “Karena itu, perempuan itu harus terus menerus belajar dan membekali diri agar tetap capable dan agile dalam menghadapi setiap perubahan dan tantangan,” katanya.

Siti Rachmi Indahsari
Selanjutnya ada Rachmi, yang lahir di Palembang pada 26 Maret 1983. Perempuan berdarah Palembang-Bugis ini menyelesaikan pendidikan D3 Teknik Telekomunikasinya di Politeknik Negeri Sriwijaya, dan pada saat yang hampir bersamaan, ia juga menyabet gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

Dalam pengalamannya bekerja di Pertamina selama hampir 12 tahun, Rachmi adalah orang yang paling banyak berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan, menjalin dan menjaga hubungan harmonis dengan stakeholder dan menjadi media darling. Citra baik Kilang Pertamina Plaju ada di tangannya.

Selain menjaga hubungan harmonis dengan pihak eksternal, Rachmi juga memimpin pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian yang berfokus pada pembangunan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan. Bersama timnya, Rachmi berupaya menjaga sustainability bisnis Kilang Pertamina Plaju dengan hubungan akrab yang dibangun bersama masyarakat.

Perempuan yang begitu agile ini tak pernah menyia-nyiakan waktu luang. Di tengah kesibukannya mengurus keluarga dan memimpin fungsi Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju, ia juga tengah menempuh pendidikan S2 Magister Manajemen di Universitas Sriwijaya. Belakangan, Rachmi juga telah menyelesaikan sertifikasinya sebagai coach.

Endah Purbarani
Terakhir, ada Endah Purbarani. Perempuan kelahiran Palembang, 11 Agustus 1985 ini adalah alumnus S1 Teknik Kimia Universitas Sriwijaya dan telah bekerja di Pertamina selama 12 tahun. Saat ini, ia memimpin Fungsi Refinery Planning and Optimization (RPO) Kilang Pertamina Plaju yang bertanggung jawab atas kelancaran Supply Chain Management dan perencanaan produksi.

Pada 2010 silam, Endah yang baru bekerja satu tahun dipercaya oleh atasannya saat itu untuk menjadi koordinator kegiatan regenerasi katalis selama 21 hari dan diikuti Change Out Catalyst (Penggantian Katalis) di Unit Platforming RU IV Cilacap selama 14 hari.

Selama masa itu, Endah stand by di kilang secara non stop untuk mengawal langsung kegiatan. “Saya sendiri yang harus melakukan pengecekan ke dalam reaktor untuk memastikan proses berjalan dengan baik, yang mana pekerjaan ini merupakan pekerjaan fisik yang kebanyakan hanya dilakukan oleh laki-laki,” katanya.

Itulah keempat sosok perempuan hebat yang berperan besar di Kilang Pertamina Plaju sebagai manager. Namun, mereka semua tidak serta merta duduk di posisi manager. Sebelumnya, mereka telah menempuh karir yang panjang sebagai pekerja entry level sebagai staff, analis dan officer.

Sebagai gambaran, analis adalah pekerjaan yang juga bisa dikerjakan oleh perempuan. Indriani Prilia (31), yang saat ini posisinya sebagai Jr. Analyst Quality, bertugas memastikan dan menganalisa minyak mentah (crude), baik untuk produksi BBM dan non BBM.

Tidak hanya tugas-tugas administratif, selama di laboratorium Indri juga selalu melakukan analisa kalibrasi dan memastikan implementasi ISO 17025 tentang Standar Uji dan Kalibrasi Laboratorium. Bekerja selama delapan jam sehari pun tidak lantas membuatnya melalaikan kewajiban rumah tangga.

Indri berprinsip bahwa isu gender bukan menjadi hambatan untuk menjadi leader. “Karena kita punya kemampuan, passion dan kemampuan memimpin,” ujarnya. Standar itu berlaku bagi semua perempuan yang bekerja di kilang, perkapalan dan perkantoran.

Kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkarya di Kilang Pertamina Plaju pun telah dijamin dengan adanya Gender Equality, setiap pekerja memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir berdasarkan pertimbangan kompetensi dan penilaian kinerja.

Mereka, perempuan yang mengabdi di Pertamina pun punya sebutan tersendiri, yakni PERTIWI (Perempuan Pertamina Tangguh Inspiratif Wibawa Integritas). Gender Equality Kilang Pertamina Plaju pun diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal pengembangan talenta yang meningkatkan kinerja perusahaan sesuai aspek ESG dan SDGs.

“Perempuan adalah makhluk yang ahli, karena ada kata Empu di tengah kata Perempuan. Untuk itu, apapun peran yang tengah kita jalankan, berikan kontribusi terbaik yang bisa kita lakukan. Memberi saja, percaya saja,” tutup Rachmi.

Bagikan: