Jakarta, Indo Merdeka – Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp15.573 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (31/10) pagi. Mata uang Garuda melemah 19,5 poin atau minus 0,13 persen dari posisi sebelumnya.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia pun tampak melemah. Tercatat, baht Thailand melemah 0,3 persen, won Korea Selatan minus 0,16 persen, yen Jepang melemah 0,35 persen, dan dolar Singapura minus 0,15 persen.

Lalu, yuan China dan dolar Hong Kong masing-masing melemah 0,2 persen dan 0,01 persen. Sedangkan, peso Filipina menguat 0,43 persen dan rupee India menguat 0,03 persen.

Mayoritas mata uang utama negara maju juga melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,17 persen, franc Swiss minus 0,11 persen, dan euro Eropa minus 0,14 persen.

Kemudian, dolar Kanada minus 0,13 persen dan rubel Rusia minus 0,04 persen. Di sisi lain, dolar Australia menguat 0,11 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi rupiah melemah terhadap dolar AS hari ini.

Menurutnya, pasar mengantisipasi hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang akan dirilis hari Kamis dinihari pekan ini.

“Bank sentral AS diekspektasikan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 4 persen pada rapat kali ini dan pelaku pasar juga menantikan indikasi kelanjutan kebijakan pengetatan moneter agresif The Fed melalui pernyataan yang dirilis,” terang Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia yang segera dirilis juga bisa menjadi bahan pertimbangan pelaku pasar. Data diekspektasikan menunjukkan inflasi (yoy) di Oktober naik 6 persen.

Dia menilai inflasi yang terus naik bisa menggerus pertumbuhan ekonomi dan bisa memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah.

Ariston memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.520 sampai Rp15.600 per dolar AS pada hari ini.

Sumber:CNN Indonesia

Bagikan: