Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Tergiur Dengan Gaji Besar, IRT Asal Pagaralam Nyaris Jadi Korban TPPO

Palembang – Tim Unit 2 Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel bersama Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Sumsel berhasil selamatkan SR (33) IRT sekaligus pedagang sate asal Kota Pagaralam yang nyaris jadi korban perdagaan orang saat hendak diantar ke Kota Dumai Riau, Senin (11/09/2023).

SR(33) warga asal Banyu Urip, Kelurahan Bangun Jaya, Kecamatan Pagar Alam Utara diselamatkan saat tengah dalam perjalanan menuju Kota Dumai Riau, menggunakan Travel saat melintas di Jalan Palembang-Jambi, tepatnya berada di wilayah Hukum Polsek Babat Supat Polres Musi Banyuasin.

Wakil Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Tulus Sinaga SIK MH didampingi Kasubdit PPA AKBP Raswidiati Anggraini  SIK MH. berawal dari informasi BP2MI Sumsel bahwa akan ada seorang wanita yang akan diberangkatkan keluar negeri melalui jalur perairan kota Dumai, dengan tujuan akan dipekerjakan di Malaysia.

Maka dari itu, Tim Opsnal Unit 2 Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Sumsel langsung menghubungi Polsek Babat Supat untuk mencegat kendaraan yang ditumpangi korban.

“Korban ini berangkat tanpa ada pembekalan, bahkan paspornya saja baru akan di buat saat tiba di Dumai. Setelah berhasil diselamatkan, korban SR diamankan di Polda Sumsel untuk mendalami modus operandi TPPO yang nyaris menjebaknya tersebut. Kita juga mendalami siapa yang memerintahkan korba ini, dan besar kemungkinan ini merupakan sindikat,” bebernya.

Menurut, Kepala BP3MI Sumsel Ahmad Salabi pihaknya mengatakan bahwa awal mulanya SR (33) nyaris menjadi korban TPPO berawal dari dirinya berkomunikasi dengan temannya yang sudah lama bekerja di Singapura.

“Korban dikenalkan oleh temannya itu kepada satu calo, yang kemudian menawarkannya untuk bekerja di Malaysia,”katanya.

Ahmad Salabi memastikan jika SR diberangkatkan tidak melalui jalur prosedural semestinya bagi para calon pekerja dan luar negeri.

Diantaranya bagi yang prosedural adalah dengan mendaftarkan melalui dinas ketenagakerjaan sesuai dari domisili.

“Jika memang tenaga kerja resmi itu tentu diawali dengan pendaftaran di dinas terkait, dan jika cerita calon korban baru akan diurus setibanya di Dumai itu tidak mungkin, dan inilah terlihat indikasi adanya penyelewengan,”jelasnya.

Salabi bahkan menduga bila SR berhasil dibawa ke Malaysia juga tidak langsung bekerja, melainkan akan ditempatkan disebuah penampungan baik itu hotel ataupun mess.

“Lalu nanti para calo yang disana baru akan mencari tempat kerja para korbannya,”ungkapnya.

Pengakuan SR (33), dirinya tergiur ingin bekerja di Malaysia lantaran oleh calo yang dihubunginya menawarkan gaji perbulannya sebanyak Rp 5 juta.

“Hari Senin kemarin saya di chat lewat Whatsapp oleh Calo itu yang menawarkan kerja sebagai asisten rumah tangga gajinya 5 juta perbulan,”ucapnya.

Tergiur dengan gaji Rp 5 Juta tersebut bahkan dirinya nekat meninggalkan suami dengan tiga orang anak dimana anak ketiganya baru berusia 7 bulan.

“Malam Selasa saya dari Pagaralam naik travel ke Palembang, terus dari Palembang lanjut lagi naik travel ke Riau, tapi saat perjalanan sekitar jam 10 malam mobil travel saya diberhentikan polisi di Babat Supat, disitulah saya diselamatkan,”pungkasnya.

About Dety Saputri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Silahkan nonaktifkan adblock anda untuk membaca konten kami.
Segarkan