MUSI BANYUASIN, Indo Merdeka – Sebuah video animasi berdurasi 2 menit 56 detik yang menyampaikan pesan tentang pentingnya memilih pemimpin yang tepat di Pilkada Muba 2024 telah beredar luas di media sosial sejak dua hari terakhir.

 

Video ini mengusung pesan yang kuat dan menyentuh, terutama bagi kalangan Gen-Z dan milenial yang belum menentukan pilihan atau masih menjadi swing voter.

 

“Jadi Pemimpin Itu Bukan Sekadar Jabatan, Tapi Harus pacak Ngomong ngen begaul, Nah, ikaklah yang penting. Umak tuh lemak diajak ngobrol, ngomongnye rapi, ngerti nia ade aturannye, lah biase begaul, biase ketemu wong besak. Kitek yang biase-biase bae ikak, jadi merase dekat dan nyaman kalu ngobrol ngen die,” ucap suara dalam video animasi tersebut.

 

Sebaliknya, video tersebut juga menyoroti kekurangan sosok lain, “Sedangke Ubak? Hmm… cakmanelah yek waktu ngelek videonye pidato. Apelagi kalau ngelek Curriculum Vitae, mpai ikaklah tamat sekolah hukum, dak lame sebelom pencalonan. Di umurnye yang lebih dari 50 tahun, ape pacak nerime ilmu, belajar serius, buat tugas, penelitian sampe bikin skripsi? Sekolah sebelumnye, jalur paket A, B, C. Nianlah aku dak ngecikke jalur paket, tapi disitulah masalahnyo, jadi dak tebiaso ngomong dan begaul. Kalu komunikasinyo susah, nak pimpin kabupaten besak cak mano?,” tambahnya.

 

Video tersebut langsung menarik perhatian warganet di berbagai platform media sosial. Salah satu komentar datang dari akun @puetro.matuazadragonwolf, “Yang penting pilih program yang jelas, agar tak ngawur. Jadi Bupati perlu lobi kuat dan manajemen yang rapi. Salam pemilu damai.”

 

Pengamat politik Sumsel, Muhammad Haekal Afafah, menilai bahwa keberhasilan Lucianty dalam menarik perhatian masyarakat bukan hanya karena aktivitas kampanyenya, namun juga program-program konkret yang dinilai mampu menjawab kebutuhan warga Muba.

 

“Lucianty menawarkan program yang jelas, terutama dalam pemberdayaan ekonomi daerah melalui dukungan UMKM dan pengelolaan sumber daya lokal. Kemampuan manajerialnya sebagai seorang pebisnis sukses juga menjadi nilai tambah yang membuat masyarakat percaya padanya,” ujar Haekal.

 

Lucianty mendapat respons positif dari berbagai lapisan masyarakat berkat solusi komprehensif yang ia tawarkan, termasuk milenial dan Gen Z yang cenderung menjadi swing voter atau pemilih mengambang dalam setiap pemilihan umum.

 

Sebaliknya, pengamat Politik Bagindo Togar juga memberikan penilaian atas sentimen negatif yang diterima pasangan Toha Rohman yang masih menghadapi tantangan besar dalam merebut kepercayaan publik.

 

“Kapasitas kepemimpinan Toha masih dipertanyakan, ditambah lagi dengan rekam jejak dan latar belakang pendidikannya yang tidak cukup kuat untuk memimpin Muba,” ujar Bagindo.

 

Apalagi setelah Bawaslu Muba menerima tiga laporan terkait dugaan kampanye negatif dan politik uang. “Faktor ini mengakibatkan rendahnya dukungan elektoral serta tingkat elektabilitas. Jika terbukti ada pelanggaran, sanksi pembatalan pasangan calon bisa terjadi,” jelasnya.

 

Menurut Bagindo, di sisa satu bulan jelang pemilihan, Lucianty berpeluang besar mempertahankan posisinya sebagai pilihan utama masyarakat. “Kampanye negatif dari pihak Toha justru semakin mempertegas keraguan masyarakat terhadap kapasitas kepemimpinannya. Masyarakat kini lebih cerdas dalam memilih dan tahu mana yang terbaik,” jelasnya lagi. (Ril)

Bagikan: