Jakarta, Indo Merdeka – Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekraf Fiki Satari mengatakan, ekonomi kreatif merupakan sektor ekonomi unggulan. Menurutnya, ekonomi kreatif akan menjadi lokomotif penggerak bagi usaha lainnya termasuk UMKM.
“Dalam ekonomi kreatif kita mengenal ada 17 sub sektor industri kreatif dan empat basis pengembangan ekonomi kreatif, inovasi, seni budaya, teknologi, dan media. 17 sub sektor yang mengemuka masih di sektor kuliner, yakni 41 persen,” ujar Fiki dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN dengan tema Tumbuhkan Optimisme Lewat Ekonomi Kreatif, Kamis (18/11/2021).
Pada tahun 2020, sektor ekonomi kreatif menyumbang PDB Rp 1.100 triliun dan menyerap 17 juta tenaga kerja. Namun yang masih menjadi isu dikatakan Fiki adalah digital gap, dimana pelaku ekonomi kreatif masih rendah yang beroperasi secara digital, sekitar 20,45 persen.
“Kunci dalam kondisi yang penuh tantangan ini adalah inovasi, mendorong produk dengan kreativitas, model bisnis yang tepat, adaptif, dan bertransformasi terkait digitalisasi dan teknologi,” katanya.
Menyinggung pemulihan ekonomi nasional, menurut Fiki, kuncinya adalah kolaborasi. Program dikatakannya bukan hanya dari Kementerian Koperasi dan UKM tapi lintas Kementerian, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dia mencontohkan, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang bisa menstimulasi dan memobilisasi keberpihakan konsumen Indonesia yang jumlahnya amat besar. Dengan begitu bisa mengoptimalkan pasar lokal. Data mencatat ada 3,1 juta transaksi perhari dan ada kenaikan 35 persen pengiriman barang. “Ini sangat signifikan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, sebagai bagian ekonomi kreatif, CEO Chatbiz Terry Djony mengatakan, saat pandemi pihaknya melakukan pelatihan. Karena banyak usaha terutama mikro yang biasa berjualan offline tapi karena pandemi harus jualan online. Untuk itu pelatihan dilakukan bagian menggunakan sosial media membuat foto produk dengan baik.
“Siapa saja bisa bergabung dengan Chatbiz. Saat ini yang sudah bergabung ratusan seller atau penjual, transaksi yang terjadi bernilai miliaran rupiah per bulan, ada pun pembeli sudah puluhan ribu,” katanya.
Adapun Bendahara Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) Herry Kurniawan menilai, sebagai praktisi komunikasi, banyak tantangan yang dihadapi selama pandemi. Selain makin beredarnya hoaks ditengah masyarakat, Narasi pesimisme yang sering dimunculkan.
“Hal ini jadi tugas kami, praktisi komunikasi bagaimana membantu pemerintah, memberi kontribusi terbaik untuk bisa mengatasi masalah sosial ini,” ujarnya