Jakarta, Indo Merdeka – Kebutuhan minyak dalam negeri sebanyak 1,400 juta barrel perhari belum bisa dipenuhi dari kilang didalam negeri.

“Presiden Jokowi padahal sejak dilantik miinta pembangunan kilang baru dipercepat dalam rangka menjamin kedaulatan energi,” ujar Ridwan Hisjam anggota Komisi VII DPR dalam rapat dengar pendapat dengan PT Pertamina yang dipimpin wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno di Jakarta senin (5/10/2020).

Dikatakan, sejak 2004 pada era Presiden SBY sebetulnya telah ditandatangani pembangunan kilang baru di Tuban di Jawa Timur dengan mitra asing Rosnef asal Rusia.

Namun, ujarnya, oleh dikarenakan sangat besarnya biaya investasi pembangunan kilang. Pertamina saya harap agar mencarikan mitra baru dalam rangka pembangunan kilang Tuban, katanya.

Daripada Pertamina diserang terus terusan tergantung pada impor BBM sebanyak 400 ribu barel yang isunya ramai diduga di impor oleh mafia minyak, tandasnya.

“Saya kebetulan pernah jadi pimpinan DPRD Jawa Timur periode 2004-2009, sewaktu pembangunan kilang Tuban di setujui bersama Gubenur Jawa Timur saat itu”, jelasnya.

Ridwan berharap kini sudah saatnya sekarang Kilang Tuban agar dibangun oleh Pertamina agar tidak lagi tergantung pada BBM impor setiap tahun, jelas mantan wakil Ketua Komisi VII periode 2014-2019.

Ridwan juga minta pada Pertamina agar menghapus Bensin Premium dengan segera, yang bikin mesin mobil cepat rusak. Diganti dengan BBM oktan tinggi, agar tidak merusak kesehatan dan lingkungan. Walau harganya mahal asalkan bermutu bagus tidak merusak mesin, jelas Ridwan wakil rakyat dari Dapil 5 Jawa Timur. oce

Bagikan: