Jakarta, Indo Merdeka – Belum satu tahun petani demam tanam Umbi Porang sebagai makanan pengganti beras dengan harga lebih tinggi dari beras biasa di pasaran ekspor utama di Jepang.

Presiden meminta pada Menteri Pertanian agar ekspor umbi Porang tidak diekspor dalam bentuk umbi bahan mentah, tapi sudah berbentuk bahan jadi pengganti beras agar nilai tambahnya lebih tinggi.

Untuk itu harus ada jaminan pasokan bahan baku umbi Porang jika akan dikeliola secara industri setiap harinya.

Langkah lainnya, beri permodalan buat petani agar mau menanam umbi Porang secara berkelanjutan, kata Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Madiun, Minggu (1/8/2021).

Salah satu tempat sentra budidaya porang adalah Madiun, Jawa Timur. Pada tahun 2020, luas lahan budidaya porang di Madiun mencapai 5.363 hektare dan terletak di sejumlah kecamatan, yaitu Saradan, Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng, dan Madiun.

Porang ini mengandung Glukomanan yang menurut para ahli mempercepat rasa kenyang, memperlambat pengosongan perut. Makanya di Jepang porang dijadikan sebagai bahan baku beras Shirataki beras termahal yang digunakan untuk berdiet.

Kita juga ingin nantinya masyarakat global bisa mengenal beras porang dari Madiun, ujarnya.

Tak hanya bahan baku beras diet, menurut LaNyalla, porang juga diolah menjadi bahan campuran pada produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan produk kosmetik.

Oleh karena itu, LaNyalla meminta pemerintah mempersiapkan dengan matang rencana pengolahan Porang. Terutama sarana dan prasarana industri serta teknologi pengolahan agar berkualitas standar ekspor. Bisa juga dengan menggandeng perusahaan yang memiliki pengalaman dalam bidang pengolahan bahan baku makanan.

Saat ini permintaan ekspor dan pasar dalam negeri baru terpenuhi sekitar 10 persen, terangnya. Oce

Bagikan: