Jakarta, Indo Merdeka – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.330 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (2/2) pagi. Mata uang Garuda menguat 37,2 poin atau 0,26 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.368 per dolar AS.

Sementara, mata uang di Asia bergerak bervariasi pagi ini. Tercatat, yen Jepang menguat 0,02 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura melemah 0,04 persen, baht Thailand menguat 0,02 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,17 persen.

Kemudian, rupee India melemah 0,24 persen, ringgit Malaysia menguat 0,1 persen, peso Filipina melemah 0,21 persen, dan yuan China menguat 0,11 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju menguat pagi ini. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,18 persen, dolar Australia menguat 0,1 persen, poundsterling Inggris menguat 0,04 persen, euro Eropa menguat 0,04 persen, dan franc Swiss menguat 0,04 persen.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra meramalkan rupiah menguat hari ini. Hal ini sejalan dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.

“Pasar terlihat optimistis terhadap potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi dengan laporan penghasilan perusahaan yang lebih baik dari ekspektasi seperti laporan perusahaan teknologi AS,” ungkap Ariston.

Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi realisasi inflasi Januari 2022. Data tersebut akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

“Data inflasi year on year bisa tembus 2 persen menurut konsensus para analis. Tren kenaikan inflasi ini bisa mengganggu pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat bisa tertekan,” terang Ariston.

Selain itu, kenaikan inflasi akan membuat BI mulai mengetatkan kebijakan moneter demi menjaga perbedaan imbal hasil (yield) rupiah dengan dolar AS, sehingga rupiah tetap stabil.

“Potensi penguatan rupiah ke arah Rp14.300 per dolar AS dengan potensi resistance di kisaran Rp14.380 per dolar AS,” tutup Ariston.

Sumber: CNN Indonesia

Bagikan: