Jakarta, Indo Merdeka – Nilai tukar rupiah bertengger di level Rp14.975 per dolar AS pada Jumat (8/7) pagi. Mata uang Garuda menguat 26,5 poin atau 0,18 persen dari posisi sebelumnya.

Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Yen Jepang melemah 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,06 persen, won Korea Selatan menguat 0,14 persen serta peso Filipina menguat 0,25 persen.

Yuan China menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia menguat 0,06 persen, baht Thailand menguat 0,21 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen pada perdagangan pagi ini.

Begitu juga dengan mata uang utama negara maju terpantau bervariasi. Euro Eropa menguat 0,20 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,17 persen.

Dolar Australia menguat 0,10 persen, dolar Kanada melemah 0,03 persen, franc Swiss menguat 0,10 persen dan rubel Rusia melemah 1,92 persen.

Analis Bank Permata Josua Pardede penguatan rupiah ditopang oleh rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang baru dirilis tadi malam. Di mana datanya mencatat ketenagakerjaan AS tidak secepat sebelumnya sehingga dolar mengalami tekanan.

“Ada faktor kemarin risiko sentimen-sentimen membaik. Dari rilis data ketenagakerjaan AS lebih tinggi yang artinya kondisi tenaga kerja di AS tidak secepat sebelumnya sehingga ada ekspektasi inflasi akan turun. Lalu dari sisi dolar pergerakannya juga mix tadi malam sehingga rupiah menguat,” ujarnya kepada CNNIndonesia.

Kemudian dari sisi dalam negeri ada sentimen positif dari rilis cadangan devisa kemarin yang naik. Meski tipis tapi memberikan dorongan ke rupiah untuk menguat.

“Kalau dari sisi dalam negeri ada cadev naik tipis US$0,8 miliar yang ditopang oleh penerbitan global bond,” kata dia. Dikutip dari CNN Indonesia.

Bagikan: