Jakarta, Indo Merdeka – Rencana peluncuran satelit baru yakni Satelit Satria pada tahun 2020 ini hampir dipastikan semakin tidak menentu. Persoalanya terbentur pada anggaran pembelian yang belum diajukan Menkominfo, pemerintah juga belum mengajukan usulan pemesanan Satelit Satria kepada produsen yang membuatnya.

Ini dikatakan Saiful Tamliha anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan dan militer di Jakarta selasa (11/8/2020)

Dikatakan, berbeda dengan Satelit Palapa. Ia memastikan Satelit Satria akan menggunakan teknologi digital menggantikan teknologi analog. Yang program aplikasinya dipergunakan untuk militer, pendidikan dan kesehatan.

“Komisi I masih menunggu surat usulan pemesanan satelit sesuai dengan janji kampanye awal Jokowi saat kampanye Pilpres 2019 yang menyatakan pada tahun 2020 bebas internet di seluruh Indonesia”, ujarnya.

Dijelaskan, jikalaupun ada kendala teknis lainnya, kita harus memesan satelit 3 tahun sebelumnya, sebelum diluncurkan ke orbit, ungkapnya.

“Komisi I sudah minta Menkominfo supaya merealisasika Satelit Satria. Cuma yang saya dengar terkendala oleh anggaran”, tambahnya terheran heran.

Padahal saya telah mendesak kalau Satelit Satria seharga Rp 30 Triliun berfungsi, termasuk stasiun pengendalinya dengan totalnya Rp 80 Triliun diajukan Menkominfo maka semua daerah akan terjangkau internet atau tol langit, kata Tamliha.

Tamliha mengaku belum paham satuan 3 detail perencanaan dari pembelian Satelit Satria yang terakhir. Namun secara umum Tamliha memastkan bahwa teknologinya berasal dari Eropa ya. Dengan kata lain bukan teknologi Amerika Serikat, Rusia, apalagi China. oce

Bagikan: