Jakarta, Indo Merdeka – Hasil penelitian kualitatif anggota DPR Jazilul Fawaid dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan,
kepemimpian Kolektif Kolegial di MPR telah diatur pada cita cita negara yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945, kususnya Sila ke 4 dari Pancasila. Dan Sila 1 yang membawa semua kehidupan manusia Beragama sejatinya akan berbuat yang terbaik.

Dibandingkan dengan kepemimpinan dari buah hasil voting atau yang melahirkan kubu kubuan apabila kalah akan terluka dan melahirkan pembelahan. Sedangkan jika mau menerima, hal itupun karena terpaksa ya harus menerima. Sistim Kerajaan beda lagi akan melahirkan otoriterian ditangan satu orang.

Dikatakan prinsip kolaboratif atau musawarah masih tetap relevan walau wewenang MPR sudah berubah.

Ia tidak kecewa saat ini MPR tak lagi menjadi lembaga tertinggi negara, ujar Jazilul yang sekarang menjabat wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB.

“Wewenang MPR boleh berubah, kepemimpinan MPR tetap Kolektif Kolegial”, jawab Jazilul saat promosi Doktor di IPDN Jakarta selasa (25/8/2020) dengan nilai Cum Laude yang salah satu pengujnya mantan Gubenur Lemhanas Prof. Ermaya Suradinata, dengan Disertasi berjudul : Pengaruh Iklim Organisasi, Koordinasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepemimpinan Kolektf Kolegial di MPR RI.

Jazilul mengatakan lebih lanjut, bahwa untuk melahirkan kepemimpinan Kolektif Kolegial ditentukan organisasi dan koordinasi yang baik antar aktor, tambahnya.

Sebaliknya organisasi yang tidak baik akan melahirkan iklim aktor yang akan otoriter, paparnya.

Hadir dalam ujian promosi Doktor tadi siang yakni Prof Fadel Muhammad, DR Syarifudin Hasan, keduanya menjabat wakil Ketua MPR.

Juga tampak Menaker Ida Fauziyah, Sekjen MPR Maruf Cahyono dan Cucun Syamsurizal Ketua Fraksi PKB di DPR. Sementara Kapolri Jenderal Idham Aziz menyampaikan ucapan selamat lewat karangan bunga, hal sama dengan Eddie Baskoro Yudhoyono Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. (oce)

Bagikan: