Jakarta, Indo Merdeka – Presiden Perancis Emmanuel Macron melakukan kesalahan besar dengan mengaitkan agama dengan terorisme, apalagi kebebasan berekspresi dipergunakan dengan cara yang kebablasan sampai melecehkan keyakinan agama lain.

Ini diutarakan Idris Laena Katua Fraksi Partai Golkar di MPR di Jakarta, minggu ( 1/11/2020).

Dikatakan, tindakan kekerasan tidak pernah dibenarkan oleh agama manapun. Apalagi sampai menghina agama lain dan mengaitkan dengan terorisme.

Menurutnya, peristiwa tragedi demi tragedi sudah sering terjadi.Namun yang kali iniah yang mendapat perhatian luas yang dilakukan oleh seorang Presiden dari Negara Maju yang bernama Emmanuel Macron yang emosional, dan cenderung menghina agama lain.

Yang tentunya ini perlu disikapi dengan serius, apalagi dari Presiden dari sebuah negara maju yang berpandangan keliru tentang Islam, tambahnya.

“Saya berharap komunikasi Internasional bisa lebih diefektifkan lagi. Dimana peran domain OKI atau tempat berhimpun Negara-Negara Islam yang didirikan di Rabat-Maroko 25 September 1969 dan beranggotakan 57 Negara.Serta memiliki Perwakilan Resmi di PBB. Untuk lebih memperkuat pada saat menjalankan fungsi dengan baik”, kata Idris.

Apalagi sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Seharusnya kita bisa berperan besar sebagai komunikator yang baik itu dengan negara-negara lain di dunia dalam mengenalkan Islam dengan paham Islam yang Rahmatan Lil Alamin. “Ini sejalan dengan sila pertama Pancasila yang menjadi Dasar Negara Indonesia.
Yang teruji didalam menjaga toleransi antar agama dan antar umat beragama. Sehingga stigma radikal bisa hilang dengan sendirinya,” paparnya.

Untuk itu, saya berharap, saatnya sudah kini masyarakat dunia diberikan pemahaman bahwa persepsi mengaitkan agama dengan radikalisme maupun terorisme adalah kesalahan besar, tegas Idris Laena. oce

Bagikan: