INDOMerdeka, OKU Timur – Filosopi Kehidupan Masyarakat Desa Khususnya Petani kian banyak digandrungi kaum muda di OKU Timur. Hal itu terlihat para pemuda ini menabung dalam bentuk Hewan ternak atau yang sering dikenal dengan sebutan ROJO KOYO, khususnya hewan ternak Sapi dan Kambing.

Setelah sholat Zuhur para pemuda ini mengambil rerumputan dan dedaunan yang jika dibiarkan akan menjadi limbah yang tidak bermanfaat, bahkan menggangu pertumbuhan tanam prioritas seperti pohon buah duku, durian, jeruk, pepaya serta tanaman palawija.

Disamping itu Petani muda yang ada saat ini telah menanam rumput Odot yang kualitas baik seperti rumput Gajah dan sejenisnya, yang diperuntukkan membantu saat susah mencari pakan hewan ternak. Karena sebagaian warga terkadang menggunakan racun pembasmi rumput, sehingga berbahaya jika termakan hewan ternaknya.

Haris Effendi sang Pemuda lajang Warga Dusun I Blok Yai Muslim Desa Banu Mas Kecamatan Buay Pemuka Peliung, yang merupakan salah satu penggiat atau penganut Filosopi ROJO KOYO menjelaskan, dirinya telah memulai usaha di Breding Sapi sejak 2 tahun lalu yang semula memiliki dua ekor indukan, 1 jenis indukan PO kulit tebal tipe Mojopahitan dan satunya lagi jenis Limosin Blastern Brangus (Warna Hitam Digul). Baru di IB di dua Minggu terakhir Ini, dan sekarang alhamdulilah sudah bertambah menjadi tiga ekor Sapi selama dua tahun.

Menurutnya dia lebih tertarik dibudidaya karna lebih efektif dalam pemberian pakannya, dan lebih menguntungkan.

“Mengapa saya katakan lebih menguntungkan karena menjual bakalan untuk di Bok (Dibesarkan kembali) lebih mudah ketimbang kita menjual sapi yang siap dikonsumsi atau disembelih atau dijadikan daging atau hewan kurban,” Haris Effendi Minggu (19/06) saat dijumpai dikediamnya.

Tapi lanjutnya, di Desa ini juga ada yang melakukan penggemukan Sapi yang tidak kalah menarik dan beromzet cukup fantastis, dimulai dari beli bakalan harga Rp.15 juta hingga Rp. 17 juta per ekor, dan ketika akan dijual bisa laku mencapai Rp. 25 Juta sampai Rp. 30 juta per ekornya. Itu biasanya dipelihara selama 7 bulanan bisa kalkulasikan dalam satu bulan sipenggemuk sapi bisa untung Rp. 1 juta atau 2 juta tergantung jenis bakalan yang dipelihara.

“Yang jelas budidaya atau penggemukan Sapi sama-sama menguntungkan untuk menunjang kebutuhan Daging,” katanya.

Terpisah H.Leo Budi Rachmadi, SE selaku penggiat Agrobisnis di Provinsi Sumatera Selatan mengatakan, hal ini merupakan pertanda yang baik untuk kemajuan Perekonomian di Provinsi Sumsel, dengan terobosan dan kegigihan Pemuda untuk mau menjadi Petani, apalagi telah menjalankan Filosopi Hidup seperti Rojo Koyo sebagai warisan Leluhur untuk menjadi acuan Kehidupan kita bersama,

Namun pria yang akrab disapa Kiyai Leo ini juga mengatakan, harus ada perubahan Mindset agar pelaku usaha dibidang Pertanian ini bisa maju dan berkembang, agar lebih profesional dan berorientasi bisnis.

“Jadi pelaku usaha harus mengambil kaplingan, apakah Budidaya yang produknya jual beli anak diatas usia enam bulan, atau pembesaran dari umur enam bulan sampai 18 bulan (bakalan penggemukan atau Babon) atau dari bakalan menjadi penggemukan serta pelaku juga mempunyai hubungan yang terjaga dengan jaringan pemasaran dan pihak perbankan atau memanfaatkan CSR BUMN dan Dunia usaha lainnya,” ujarnya.

“Jadi Petani Muda Sumsel bisa cepat maju dan berkembang pesat. Saya hakkul yakin Adik-adik pemuda ini bisa untuk menopang atau mendukung Provinsi Sumsel sebagai lumbung pangan Nasional, khususnya daging Sapi,” tambahnya. (*)

Bagikan: