Oleh : Imam Hasanul (Aktivis HMI Prabumullih)

Penyakit Corona atau Covid 19 masih menjadi permasalahan yang serius di Indonesia. Masih belum diketahui kapan masalah ini dapt berakhir.

Upaya demi upaya memang telah dilakukan. Mulai dari melakukan WFH (work from home), meliburkan sekolah dan kampus sampai melakukan local lockdown. Semua demi memutus peredaran Corona di masyarakat. Sehingga upaya meleyapkan Corona dapat berhasil.

Memang tujuannya sangat baik namun patut diakui juga masalah mulai muncul disana-sini. Mulai dari lesunya perekonomian sampai langkanya alat pelindung mulut dan pembersih tangan. Namun semua ini masih dapat dimaklumi melihat kondisi yang cukup serius dan mencekam.

Pada awalnya tidak semua wilayah di Indonesia ini terkena dampak Corona. Salah satunya Kota Prabumulih yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Namun per 4 April ini saja, Kota Prabumulih sudah ditetapkan sebagai zona merah dari pesebaran Corona dan masih sampai sekarang. Namun upaya yang dilakukan masih sangat rendah.

Terbukti bahwa pola pengantisipasian agar virus ini tidak merembah ke yang lain masih sangat minim. Hal ini dikarenakan adanya temuan seorang pasien yang positif Corona dan sedang menjalani isolasi mandiri dirumah, dapat berkeliaran. Untungnya kejadian ini diketahui oleh dinas kesehatan Kota Prabumulih.

Sehingga yang bersangkutan dapat segera ditindak dan telah dibawa ke RSMH Palembang. Lalu apakah masalah selesai ? justru ini malah menambah makin mencekam. Sebabnya kita tidak pernah tahu siapa saja warga Prabumulih ini yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah. Bahkan bias saja kejadian berkeliarannya pasien posif Corona yang ketahuan kemarin bukan kali pertama. Bias jadi yang bersangkutan sudah berkali-kali berkeliaran namun baru ketahuan sekarang. Lalu bagaimana pula dengan pasien yang lain. Masih adakah pasien yang dinyatakan positif tetapi menjalani isolasi di rumah ? jika masih ada, maka siapa saja mereka. Sebab bias jadi pula yang lain juga sudah berkeliaran namun tidak diketahui saja. Hal ini dikarenakan kurangnya kejelasan informasi tentang Corona.

Untuk informasi yang meninggal akibat Corona dan yang sedang dirawat dirumah sakit informasinya memang sudah menyebar. Namun untuk yang sedang menjalani isolasi mandiri sangatlah tidak diketahui. Ada informasi dari pihak berwajib yang sempat dihubungi melalui Whatsapp mengatakan bahwa untuk informasi tentang pasien yang melakukan isolasi mandiri hanya petugas gugus yang tahu.

Terus terang saja. Mendengar pernyataan ini tidaklah memberikan ketenangan. Jika pasien ada di rumah sakit, maka sudah benar langkah yang dilakukan pemerintah Kota Prabumulih. Namun jika ada pasien positif Corona dibiarkan isolasi mandiri di rumah, ini sangat tidak masuk akal. Jika yang dianjurkan untuk isolasi mandiri di rumah adalah pasien ODP maka masih dapat dimaklumi.

Sebab belum menunjukan tanda-tanda akan terkena Corona dan masih perlu pembuktian dan penelitian apakah benar pasien ODP ini tidak terkena Corona. Namun yang menjadi mencekam ketika adanya pembiaran untuk pasien positif Corona menjalani isolasi di rumah. Sangat tidak masuk akal. Apapun kadar penyakitnya mengingat Corona ini sangat berbahaya maka keputusan isolasi dirumah sangatlah tidak tepat. Tolong jangan seenaknya dengan wabah Corona ini.

Sebab tidak ada jaminan bahwa yang bersangkutan akan benar-benar diam dirumah. Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu, dimana ada satu pasien positif Corona yang berkeliaran. Sepanjang perjalanan waktu, belum ada kasus dimana pasien Corona dapat berkeliaran. Namun hal ini malah terjadi di Prabumulih. Bahkan beritanya menjadi topik untuk berita media nasional. Ini membuktikan bahwa tidak ada jaminan bahwa pasien yang positif Corona akan benar-benar diam dirumah.

Harusnya hal ini sudah diperhitungkan oleh pemerintah Kota Prabumulih. Namun kecolongan seperti ini menandakan bahwa pemerintah Kota Prabumulih kurang serius memerangi Corona.

Mungkin ini adalh bukti bahwa pemerintah Kota Prabumulih tidak terbiasa mengurusi rakyatnya. Sehingga kebijakan untuk rakyat dibuat dengan sangat tidak masuk akal. Jika memang pasien positif Corona diperbolehkan untuk isolasi dirumah maka masyarakat harus diberitahu informasinya terkait siapa-siapa saja yang positif Corona yang melakukan isolasi dirumah.

Agar masyarakat yang lain dapat saling mengawasi. Jika suatu saat ada yang mencoba melanggar. Atau jangan sekalian dibiarkan yang bersangkutan untuk melakukan isolasi di rumah melainkan langsung dibawa ke rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah untuk penanganan Corona.
Sebagai masyarakat, tentunya masalah virus Corona ini juga menjadi permasalan, bukan Cuma bagi pemerintah.

Tentu dengan semangat kebersaam untuk saling mengawasi dan saling mencegah agar tidak tertular adalah kepentingan dan keharusan segenap elemen masyarakat. Namun jika informasi yang diberikan tidak utuh, maka bagaimana masyarakat dapat tenang menghadapi Corona. Kecuriagaan akan terjadi dan kekhawatiran semakin menjadi-jadi. Jadi kepada Pemerintah Kota Prabumulih, sampaikan kepada kami informasi Corona ini secara utuh dan jangan ada yang ditutupi. Meskipun yang terkena atau yang dicurigai kena Corona adalah pejabat sekalipun, maka jangan ada yang ditutup-tutupi.

Misalnya kejelasan tentang bagaimana nasib para pejabat dan staf RSUD Prabumulih yang sempat menjalin kontak dengan Alm dr. Efrizal. Apakah ada yang terkena atau masih menjalani isolasi. Sebab setahu saya banyak yang ikut bersma Almarhum keluar kota. Namun sampai hari ini masih tidak ada kejelasan. Tolonglah untuk jangan menutup-nutupi. Cobalah agar lebih serius mengurus rakyat. Kami siap untuk saling membantu dan saling mengawasi.

Namun kami juga tidak mampu jika kami sendiri tidak tahu siapa yang harus kami awasi terkait Corona ini. Pada akhirnya akan sia-sia segala pencegahan yang kami lakukan jika masih ada pembiaran terhadap pasien positif Corona yang berkeliaran.

Lantaran keengganan pemrintah memberikan informasi yang utuh. Sebab keberadaan pasien positif Corona yang dibiarkan isolasi mandiri sangatlah berbahaya. Keberadaannya sangat dekat dengan kami. Bahkan dalam keadaan seketika mereka bias saja langsung menularkan kepa keluarga kami. Meskipun segala upaya untuk tetap dirumah dan membersihkan diri telah dilakukan.

Pada akhirnya kami akan tetap tertular. Lalu dosa siapakah ini ? sangat tidak berlebihan jika kami menyalahkan pemerintah yang kurang perhatiannya.

Bagikan: